Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah Senin sesi sore terhadap dolar AS naik 20 poin menjadi Rp8.523 per dolar AS di banding posisi sebelumnya senilai Rp8.543.

Pengamat pasar uang dari PT Harvest Futures International, Tony Mariano di Jakarta, Senin, mengatakan masih rendahnya tingkat suku bunga Amerika Serikat (AS) memicu pelaku pasar menempatkan dananya pada negara yang memiliki tingkat suku bunga lebih tinggi seperti Indonesia, sehingga mata uang rupiah kembali bergerak menguat.

Ia menambahkan, berlanjutnya penguatan mata uang rupiah terhadap dolar AS seiring dengan suku bunga dalam negeri yang berpotensi akan naik.

"Level suku bunga di AS masih rendah sehingga pelaku pasar memanfatkan selisih tingkat suku bunga dan mencari ke negara yang memiliki tingkat suku bunga lebih tinggi dibanding di AS," katanya.

Ia mengatakan, potensi kenaikan suku bunga Indonesia didorong oleh indeks harga konsumen yang diprediksi meningkat saat menjelang hari raya lebaran, dengan begitu angka inflasi otomatis akan ikut naik.

"Ekspektasi naiknya inflasi menjadi indikator naik atau tidaknya suku bunga, jika terjadi kenaikan akan memicu investor masuk ke dalam negeri karena hal itu akan membuat imbal hasil menjadi lebar," ujar dia.

Ia menambahkan, masih melemahnya mata uang dolar AS terhadap mata uang negara lainnya termasuk rupiah juga dipicu oleh kembali positifnya kondisi perekonomian global setelah mengalami tekanan akibat krisis yang terjadi di Yunani.

"Saat terjadi krisis di Yunani pelaku pasar mengamankan nilai tukarnya pada negara `save haven`, setelah kondisi stabil pelaku pasar kembali mencari imbal hasil yang lebih tinggi dengan memanfatkan selisih tingkat suku bunga," ujar dia.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011