Solo (ANTARA News) - Seribuan orang berbagai elemen masyarakat berkumpul mengadakan doa bersama bertema "Solo Berdoa" menolak bala untuk menyuksesnya Kongres Luar Biasa Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), di Gapura Plaza Sriwedari Solo, Jateng, Kamis.

Proses Solo Berdoa diawali dengan kirab para penari tolak bala, kemudian disusul barisan para tokoh lintas agama di Solo, kelompok orang yang dicat badannya warna hitam, dan kelompok penari buto.

Proses kirab dilakukan mulai depan Gedung Kesenian Joglo Sriwedari menuju panggung di Gapura Plaza.

Mereka berjalan diiringi alunan kelompok musik gamelan Jawa Laramadya hingga menuju panggung. Kelompok penari yang badannya diwarnai hitam membawa sebuah bola menggambarkan manusia memiliki kehendak atau kemauan yang dipaksakan dengan berbuat keserakahan.

Menurut ketua panitia Solo Berdoa, Kusumo Putro, pihaknya dengan melakukan doa bersama dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat Solo untuk menolak bala agar Kota Solo tetap kondusif dengan ikut sukseskan KLB PSSI.

Karena, kata dia, kesuksesan kongres telah ditunggu-tunggu masyarakat Solo khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya.

"Masyarakat Solo menginginkan KLB PSSI harus menghasilkan ketua umum, wakil ketua, dan anggota komite eksekutif untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Solo juga tetap kondusif," katanya.

Sementara doa bersama dipimpian lima tokoh lintas agama dan diikuti peserta dan dilanjutkan penyerahan bola dan tokoh wayang kulit "Wisanggeni" kepada Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar yang didampingi anggota KN Sinyo Aliando, Sumaryoto, dan Wali Kota Surakarta Joko Widodo.

Menurut Kusumo Putro, tokoh pewayangan Wesaggeni tersebut menggambarkan seorang tokoh yang pemberani dan dia selalu bertindak jujur serta adil.

Sehingga, kata dia, diharapkan dalam pelaksanaan konggres menghasilkan ketua umum, wakil ketua dan anggota komite eksekutif yang memiliki watak seperti dalam tokoh pewayangan Wesanggeni.(*)

(T. H018/S019)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011