Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton akan bertolak ke Turki, Yunani, dan India pekan depan untuk membicarakan mengenai perang di Libya, kekhawatiran keamanan bersama dan krisis keuangan di Yunani, kantornya mengumumkan, Jumat.

Selama berada di Turki 15-16 Juli, diplomat utama AS itu akan berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan Kelompok Kontak mengenai Libya, yang mencakup lebih dari 40 negara yang memainkan peran atau mendukung misi NATO yang ditargetkan terhadap pemimpin Libya dalam waktu lama Moamer Gaddafi.

Pembicaraan itu merupakan "bagian dari upaya kami untuk melindungi warga sipil dan untuk mempermudah dimulainya dialog nasional inklusif Libya yang akan menghasilkan rekonsiliasi dan rekonstruksi negara itu", kata juru bicara Deplu AS Victoria Nuland dalam sebuah pernyataan.

Hillary Clinton juga akan bertemu dengan Presiden Turki Abdullah Gul, PM Recep Tayyip Erdogan dan Menlu Ahmed Davutoglu untuk membahas Libya, Suriah dan keprihatinan lain.

Di Yunani 17-18 Juli, Menlu AS itu akan bertemu dengan Presiden Carolos Papoulias, Perdana Menteri George Papandreou dan Menlu Stavros Lambrinidis.

Hillary kemudian akan menuju ke India untuk putaran kedua Dialog Strategis AS-India di New Delhi pada 19 Juli, memimpin delegasi AS yang disertai oleh beberapa pejabat senior pemerintah.

Lawatan itu, kedua oleh Hillary ke India sebagai diplomat utama Amerika, mengisyaratkan pusat perhatian Washington yang bertambah untuk meningkatkan hubungannya dengan kekuatan Asia Selatan itu.

"Mendalamnya Dialog Strategis AS-India itu menunjukkan dukungan kuat AS pada India sebagai aktor penting di panggung dunia dan merupakan representasi dari hubungan AS-India yang luas dan beraneka segi," kata Nuland, yang menyebutkan rangkaian luas masalah dari antiterorisme hingga inovasi ilmiah yang dicakup oleh kemitraan itu.

"Bersama-sama, AS dan India akan bekerja untuk menghadapi tantangan penting dan mendesak dari masa kita."

Menlu Hillary Clinton juga akan mengunjungi pusat bisnis Chennai selama tinggalnya di India.

Kekhawatiran keamanan mungkin akan berada di puncak pertemuan itu, ketika India menyampaikan keprihatinan yang meningkat pada ketidakstabilan tetangga dan musuh lamanya Pakistan, demikian dilaporkan AFP.

(SYS/S008/C003)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011