dengan ini memproklamasikan Sudan Selatan sebagai negara merdeka dan berdaulat...
Juba (ANTARA News) - Ketua Parlemen Sudan Selatan memproklamasikan kemerdekaan negara yang baru muncul itu pada Sabtu, yang menandai kelahiran negara terbaru di dunia sekaligus memecah negara terbesar di Afrika jadi dua.

"Kami, para wakil yang dipilih secara demokratis oleh rakyat, berdasarkan keinginan rakyat Sudan Selatan, dan sebagaimana dikukuhkan oleh hasil referendum mengenai keinginan untuk menentukan nasib sendiri, dengan ini memproklamasikan Sudan Selatan sebagai negara merdeka dan berdaulat," kata James Wani Igga.

Proklamasi kemerdekaan itu, sebagaimana dinyatakan AFP, dibacakan di hadapan puluhan kepala negara dan utusan negara asing serta puluhan ribu orang Sudan Selatan, yang bersuka-ria.

Bendera nasional Sudan Selatan kemudian dikibarkan, sementara orang yang hadir bertepuk tangan, menyanyi sambil berlinang air mata.

"Kami takkan pernah menyerah," demikian teriakan massa, sementara orang-orang bersiul dan menghapus air mata.

Proklamasi kemerdekaan itu mengukuhkan ciri demokratis, multi-etnik dan banyak pengakuan negara baru tersebut, dan komitmennya untuk memiliki hubungan bersahabat dengan semua negara "termasuk Republik Sudan", kata Igga.

Ketua Parlemen tersebut mengatakan sebagai "prioritas strategis", Sudan Selatan akan meminta pengakuan PBB, Uni Afrika, blok Afrika timur, IGAD, dan lembaga lain internasional.

Pemimpin Sudan Selatan Salva Kiir kemudian menandatangani undang-undang dasar peralihan dan diambil sumpahnya sebagai presiden pertama negara yang baru lahir itu. Kiir bersumpah "akan mewujudkan pembangunan dan kesejahteraan rakyat Sudan Selatan".

Presiden Sudan Utara Omar al-Bashir termasuk di antara tamu kehormatan dalam upacara tersebut, dan menyaksikan parade oleh ribuan anggota mantan tentara pemberontak yang gagal ia kalahkan dalam 15 tahun menjadi komandan pasukan Sudan Utara.
(ANT)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011