Pekalongan (ANTARA News) - Batik tradisional dengan konsep kontemporer makin diminati konsumen karena pakaian tersebut berkesan elegan, kata pengusaha batik Al-Ammar Ahmad Sobari di Pekalongan, Sabtu.

Ia mengatakan, dirinya sengaja mengembangkan inovasi desain batik tradisional dengan konsep kontemporer karena meningkatnya persaingan antarpengusaha batik.

"Sejak kerajinan batik diakui sebagai warisan budaya dunia, banyak pengusaha berlomba mengembangkan usahanya untuk meraih konsumen sehingga kami dituntut berinovasi menciptakan produk batik yang berbeda tetapi berkesan bagi pemakainya," katanya.

Menurut dia, batik dengan konsep kontemporer merupakan modifikasi dari motif yang sudah ada, seperti gabungan motif `Parang` dengan menggunakan tampilan model sekarang.

Batik kontemporer, katanya, dapat dipakai oleh semua kalangan dan tanpa pandang usia karena pakaian tersebut dapat digunakan pada kegiatan formal serta nonformal.

Ia mengatakan, permintaan batik kontemporer kini mampu mencapai 10 kodi per hari sehingga perajin terpaksa menambah jumlah karyawan.

"Saat ini, kami mempekerjakan 100 orang/hari karena permintaan batik dari pemesan menjelang Lebaran 2011 terus meningkat," katanya.

Sapi`i, pedagang bahan baku batik, mengatakan bahwa menjelang Lebaran 2011, permintaan bahan baku batik seperti lilin, gondorukem, dan kain mori naik sekitar 15 persen dibanding hari biasa.

Akibat meningkatnya permintaan bahan baku batik, katanya, pedagang berusaha menambah persediaan barang seperti lilin sebanyak dua kuintal, lima kuintal gondorukem, dan 10 drum pewarna batik.

"Saat ini, permintaan bahan baku batik naik 10-15 persen. Meskipun terjadi kenaikan permintaan namun kami tidak menaikkan harga bahan baku batik itu," katanya.(*)

(U.KR-KTD/N002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011