Gunung Kidul (ANTARANews) - Badan Koordinasi Survei dan Pementaan Nasional menggelar ekspedisi karst Pegunungan Sewu di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada 10 hingga 15 Juli 2011.

Penanggungjawab Ekspedisi Geografi Indonesia, Priyadi Kardono, di Wonosari, Senin, mengatakan bahwa ekspedisi karst bertujuan meneliti fenomena geografis karst Pegunungan Sewu secara komprehensif.

"Ekspedisi karst tahun ini kami gelar di Gunung Kidul karena kabupaten ini memiliki keunikan, salah satunya adalah tata air bawah tanah," katanya.

Dia mengatakan, tim ekspedisi karst melibatkan berbagai ilmuwan dari beragam disiplin ilmu yaitu geografi, geologi, biologi, kehutanan, pertanian, antropologi, sosiologi, survei, dan pemetaan.

"Aspek biotik, abiotik, dan kultur menjadi fokus pengamatan para peneliti dalam ekspedisi ini," katanya.

Dia mengatakan penelitian yang bersifat komprehensif ini juga menggunakan pendekatan geografis bersifat spasial dan ekologis.

"Ekspedisi itu dipusatkan di Gua Gilap, Kali Suci, Gilar, Jaran, Songo, Gong, arkeologi di Kecamatan Ponjong, Pantai Paranggupito dan Klayar," katanya.

Menurut dia, melalui ekspedisi itu, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) berharap akan menemukan hal-hal baru tentang fenomena geografis di wilayah karst.

Dia mengatakan pada tahun ini Bakosurtanal melibatkan sebanyak 25 tim ekspedisi, yang anggotanya merupakan peneliti dari universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI).

"Keterlibatan akademisi, praktisi dan birokrat penting untuk menghasilkan penelitian dan informasi lengkap," katanya.

Ia mengatakan ekspedisi kali ini juga melibatkan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Meutia Hatta.

"Kami mendapat dukungan penuh dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Rektor UGM," katanya.

Ia mengatakan ekspedisi yang sama beberapa waktu lalu pernah digelar di Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Tenggara Timur.

"Ekspedisi karst sudah kami gelar selama tujuh kali di beberapa tempat, sedangkan di kabupaten Gunung Kidul baru pertama kali,"katanya.

Karst Pegunungan Sewu, kata dia merupakan salah satu aset nasional yang menyimpan informasi geografis untuk kepentingan konservasi dan pengembangan wilayah berwawasan lingkungan.

"Karst Pegunungan Sewu secara geologis wilayah telah berusia jutaan tahun karena awalnya merupakan dasar laut yang terangkat dari dalam bumi," katanya.

Dia mengatakan keunikan karst tidak hanya pada aspek geologi, namun dari aspek geomorfologi yang membentuk tipologi karst.

"Karst punya keunikan karena berhubungan dengan tata air bawah tanah, keanekaragaman hayati, sosio kultural masyarakat dan sejarah manusia purba," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011