Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) akan mengarahkan rasio kecukupan modal (CAR) perbankan dalam negeri menjadi 16 persen, lebih tinggi dari yang berlaku saat ini sebesar delapan persen. "Kita ingin CAR 12 persen setelah penerapan Basel II. Bahkan kalau risiko pasar, risiko kredit dan keseluruhan risiko diperhitungkan, CAR 16 persen adalah angka yang menjadi `best practices`," kata Gubernur BI Burhanuddin Abdullah di sela-sela acara pencanangan penerapan Basel II di Jakarta, Rabu. Namun Burhanuddin tidak menjelaskan kapan ketentuan CAR 16 persen itu akan diterapkan. "Kita akan lakukan itu secara bertahap," katanya. Sementara itu, Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Muliaman D Hadad mengatakan, BI belum memiliki rencana menerapkan CAR 16 persen, bahkan rencana penerapan CAR 12 persen juga belum ditentukan sejalan dengan rencana penerapan Basel II pada 2008. "Belum ada skemanya, tetap saja delapan persen. Bedanya dengan penerapan Basel II ini jumlah perhitungan risiko ditambah, selain risiko kredit ada risiko pasar dan risiko operasional," kata Muliaman. Ditanya kapan penerapan ketentuan CAR 12 persen, Muliaman mengatakan hal itu belum akan ditetapkan meski penerapan Basel II dilakukan pada 2008. "Idealnya CAR semakin tinggi makin baik, sambil berjalan nunggu 2008, tetapi itu belum akan kita tetapkan. Yang jelas, ketentuan CAR delapan persen tetap," katanya. Siapkan diri Dalam kesempatan itu Burhanuddin minta agar perbankan mempersiapkan diri untuk menerapkan Basel II yang pada 2008 akan dimulai dengan pendekatan yang paling sederhana seperti standarisasi perhitungan risiko kredit dan indikator dasar pendekatan perhitungan risiko operasional dengan tetap membuka kemungkinan penerapan pendekatan yang lebih luas. Burhanuddin minta agar perbankan sebaiknya memahami dan mempelajari prasyarat dan infrastruktur penerapan konsepsi Basel II dengan menerapkan manajemen risiko secara penuh. "Basel II secara komprehensif memasukkan bobot risiko serta eksplisit dalam mengalokasikan porsi modal untuk risiko operasional," katanya. Selain itu, BI juga meminta agar perbankan menyiapkan tim monitoring pelaksanaan Basel II untuk menjadi solusi praktis yang akan membantu perbankan menyusun perencanaan yang tersusun dan sistematis untuk dipahami. Burhanuddin juga meminta jika ada bank yang belum mampu menerapkan Basel II, bank itu harus melakukan percepatan konsolidasi sesuai tahapan yang disusun BI. "Harapannya pada akhir 2010 akan ada bentuk baru industri perbankan yang berketahanan, berdaya saing global dan bermanfaat bagi pembangunan ekonomi nasional," katanya.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006