Brussels (ANTARA News/Reuters) - Belgia, Luxemburg dan Belanda telah mengakui dewan pemberontak Libya di Benghazi sebagai wakil sah rakyat Libya, kata beberapa pejabat Rabu.

"Kami ingin mengumumkan kami ingin lebih memperdalam hubungan kami dengan TNC (Dewan Peralihan Sementara) dan kami secara resmi menganggapnya sebagai wakil sah rakyat Libya dalam masa peralihan," kata Menteri Luar Negeri Belgia Steven Vanackere kepada wartawan, sebagaimana dikutip Reuters, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu malam.

Vanackere dan timpalannya dari Luxemburg serta Belanda bertemu dengan kepala diplomatik kelompok pemberontak Libya TNC, Mahmud Jibril, di Brussels, Belgia, Rabu.

Sebelumnya Human Rights Watch menyatakan petempur pemberontak Libya yang merebut beberapa desa dari pasukan yang setia kepada pemimpin Libya Muamar Gaddafi telah menjarah toko, membakar rumah dan memukuli warga yang diduga mendukung pemimpin Libya tersebut.

Sejak konflik Libya meletus lima bulan lalu, berbagai kelompok hak asasi manusia telah memusatkan tuduhan pada pelecehan oleh pasukan Gaddafi. Tapi kelompok yang berpusat di New York, Amerika Serikat, tersebut menyatakan pemberontak di wilayah pegunungan di Libya barat juga melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Dalam beberapa pekan belakangan, petempur pemberontak telah bergerak maju sampai 100 kilometer dari ibu kota Libya, Tripoli. Mereka merebut beberapa desa yang telah digunakan oleh pasukan yang setia kepada Gaddafi sebagai pangkalan untuk menyerang kota kecil yang dikuasai pemberontak.

Mahmud Jibril telah membantah tuduhan oleh Human Rights Watch bahwa pasukan anti-Gaddafi telah bertanggung jawab atas penjarahan, pembakaran dan pelecehan terhadap warga sipil.

Tapi Mahmud Jibril mengakui adanya "sedikit kejadian" mengenai pelecehan pada dua pekan pertama aksi perlawanan, yang meletus pada pertengahan Februari, ketika rakyat Libya bangkit menentang empat dasawarsa kekuasaan Muamar Gaddafi.(*)

(Uu.C003/B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011