Siklus musim penghujan di awal tahun telah memicu peningkatan kasus DBD di awal tahun 2022
Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru menyatakan memasuki musim penghujan selama Januari 2022, sebanyak 31 orang di Ibu Kota Provinsi Riau itu sudah terserang demam berdarah dengue (DBD).

"Musim penghujan yang diselingi panas perlu diwaspadai karena menjadi sarana empuk bagi perkembangbiakan nyamuk 'Aedes Agepty' penyebab DBD," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldi Saragih di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan siklus musim penghujan di awal tahun telah memicu peningkatan kasus DBD di awal tahun 2022. Biasanya hujan akan turun di akhir tahun.

"Sehingga baru memasuki minggu ketiga Januari 2022 kasus sudah banyak," katanya.

Kondisi tersebut, kata dia, perlu diwaspadai semua masyarakat agar tetap menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapkan 3 M plus, yakni menguras bak mandi sekali dua hari, menutup penampungan air dan menimbun barang bekas yang berbentuk wadah serta plusnya menggunakan bubuk abate dan antinyamuk.

"Budaya gotong royong di lingkungan warga perlu digalakkan untuk membersihkan genangan air yang muncul saat hujan," katanya.

Dia merinci dari 31 kasus DBD tersebut terbanyak berada Kecamatan Marpoyan Damai ada enam orang, Bukit Raya Lina orang, Payung Sekaki lima, Kemudian Tuah Madani lima, Senapelan tiga, Tenayan Raya tiga, Rumbai dua, Sukajadi satu, dan Bina Widya satu.

"Sementara untuk Kecamatan Pekanbaru Kota, Lima Puluh, Kecamatan Sail, Kulim, Rumbai Barat dan Rumbai Timur hingga saat ini nihil kasus DBD," katanya.

Dinas Kesehatan terus berupaya menekankan kasus DBD lewat edukasi dan sosialisasi kebersihan lingkungan kepada masyarakat di setiap puskesmas, demikian  Zaini Rizaldi Saragih.


Baca juga: Saat pandemi COVID-19, DBD di Pekanbaru-Riau capai 112 kasus

Baca juga: 11 warga Pekanbaru terserang DBD

Baca juga: 349 warga Pekanbaru terjangkit DBD


Baca juga: 50 warga Riau meninggal akibat DBD

Pewarta: Vera Lusiana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022