Samarinda (ANTARA News)- Berdasarkan data terbaru, jumlah penderita HIV/AIDS di Kalimantan Timur (Kaltim) mencapai 2.070 orang, sehingga keadaan ini sangat menghawatirkan karena jumlah penduduk di provinsi itu hanya sebanyak 3,5 juta jiwa.

"Jika di Kaltim sekarang sudah terjadi 2.070 kasus, berarti persentasinya mencapai 8,76 persen dari angka nasional. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan," ucap Kepala Dinas Sosial Kaltim H Bere Ali di Samarinda, Kamis.

Dilanjutkan Bere Ali, dari 2.070 orang penyandang HIV/AIDS itu terdiri atas 1.707 kasus HIV dan yang sebanyak 363 orang sudah menderita AIDS.

Sebaran kasus penyakit mematikan ini sudah meluas hampir di seluruh daerah di Kaltim, yakni Samarinda, Balikpapan, Tarakan, Kutai Kartanegara, Nunukan, Malinau, Kutai Timur, Kutai Barat, Berau, Paser, Bulungan, Panajam Paser Utara, Bontang dan Tana Tidung.

Dia juga mengatakan bahwa berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada 2009 menyebutkan, jumlah penyandang HIV/AIDS di Indonesia adalah 23.632 orang.

Berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS terus dilakukan hingga saat ini. Namun penanganannya diakuinya masih terbatas, bahkan belum seluruhnya menyentuh pada kelompok-kelompok yang rentan terjangkit HIV/AIDS.

Penyebabnya antara lain, inisiatif dan aktivitas pencegahan HIV/AIDS belum memadai, kurangnya akses masyarakat untuk melakukan tes HIV/AIDS, kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS.

Tantangan lain yang dihadapi pemangku kepentingan dalam upaya meminimalisir penyakit ini adalah, persoalan kurangnya keterbukaan masyarakat yang kemungkinan terinfeksi HIV/AIDS.

Menurutnya, saat ini di daerah-daerah termasuk di Kaltim masih berada dalam masa transisi, yakni budaya tradisional mulai ditinggalkan, tapi pola hidup modernisasi belum didapat.

"Perubahan perilaku yang rentan HIV/AIDS sudah dilakukan, tetapi kemungkinan terinfeksi, mereka masih malu-malu untuk mengakuinya atau memeriksakan dirinya," ujarnya.

Namun ia optimis dengan bimbingan yang terus dilakukan, maka upaya pencegahan HIV/AIDS akan lebih terintegrasi dan lebih baik, pasalnya lebih banyak masyarakat yang bisa mengetahui bahaya penyakit ini.

Bimbingan yang dilakukan juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan perilaku, mentransformasikan informasi, komunikasi, motivasi dan edukasi dalam pencegahan HIV/AIDS di Kaltim.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011