Prestasi selama memegang timnas tidak buruk. Dari sembilan laga, tujuh kali menang dua kali kalah.
Jakarta (ANTARA News) - Mantan pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl mempertanyakan alasan pemecatan atas dirinya yang dilakukan oleh PSSI baru di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin.

Pelatih asal Austria itu resmi diberhentikan oleh PSSI kepengurusan baru, Rabu (13/7), dan digantikan oleh pelatih asal Belanda Wim Rejsbergen, yang sebelumnya melatih PSM Makassar.

"Saya baru tahu pemecatan dari media. Hingga saat ini PSSI baru belum memberi tahu saya soal pemecatan ini," kata Riedl saat memberikan keterangan di FX Plaza Jakarta.

Menurut dia, selama ada kepengurusan baru pihaknya belum pernah melakukan pembicaraan atas kelangsungan posisinya. Hanya saja keinginan untuk melakukan pembicaraan dibatalkan setelah mendapatkan informasi pemecatan.

"Prestasi selama memegang timnas tidak buruk. Dari sembilan laga, tujuh kali menang dua kali kalah," katanya menambahkan.

Mantan pelatih timnas Laos itu menilai pemecatan yang dilakukan oleh PSSI kepengurusan baru karena ada pertarungan antara kubu Bakrie dengan kubu Arifin Panigoro.

Selama ini, timnas di bawah kepemimpinan Alfred Riedl hanya mengakomodir pemain yang bertanding di kompetisi resmi PSSI baik ISL maupun Divisi Utama dan tidak memakai pemain Liga Primer Indonesia (LPI) yang digagas oleh Arifin Panigoro.

Saat ditanya apakah penyebab pemecatan dirinya karena tidak memanggil pemain LPI untuk bermain ditimnas, Riedl menjawab dengan tegas, "Yes!"

Ditanya masalah kontrak yang dipermasalahkan oleh PSSI kepengurusan baru, ia mengaku telah dikontrak oleh PSSI pimpinan Nurdin Halid selama dua tahun.

Penandatangan kontrak sendiri dilakukan diharapan Wakil Ketua Umum PSSI waktu itu Nirwan D Bakrie dan Nugraha Besoes. Pada saat itu juga didampingi oleh Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Iman Arif.

Dengan adanya pemecatan ini, Riedl akan menuntut hak dan kewajiban selama menangani timnas U-23 dan senior karena masa kontrak baru akan berakhir pada Mei 2012 mendatang.

"Saya datang ke sini dengan baik-baik. Jadi saya keluar juga harus baik-baik. Makanya saya akan menuntaskan semua hak dan kewajiban saya sebelum meninggalkan Indonesia," katanya.

Sebetulnya, masih ujar Riedl, dirinya telah nyaman tinggal di Indonesia termasuk menangani timnas Indonesia. Hanya saja dengan adanya pemecatan ini semua konsekuensi harus dihadapinya.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011