Jakarta (ANTARA) - Indeks manajer pembelian (purchasing managers' index/PMI) sektor manufaktur China berada di level 50,1 pada Januari 2022, turun dari 50,3 pada Desember 2021, tunjuk data Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China pada Minggu (30/1).

Angka di atas 50 mengindikasikan pertumbuhan, sementara angka di bawah 50 mencerminkan kontraksi.

Pertumbuhan sektor manufaktur melambat pada Januari 2022 saat beberapa subsektor memasuki periode off-peak tradisional dan permintaan pasar terkontraksi, ungkap ahli statistik senior NBS Zhao Qinghe.

Pada Januari, subindeks yang mengukur harga pembelian bahan baku utama naik 8,3 poin persentase dari Desember 2021 menjadi 56,4. Sementara, subindeks untuk harga pabrik adalah 50,9, naik 5,4 poin persentase dari bulan lalu.

Subindeks untuk produksi mencapai 50,9, turun 0,5 poin persentase dibandingkan bulan lalu namun tetap berada di area pertumbuhan selama tiga bulan beruntun.

Subindeks pesanan baru turun 0,4 poin persentase menjadi 49,3, menunjukkan menyusutnya permintaan di pasar manufaktur.

Keyakinan perusahaan-perusahaan manufaktur meningkat, dengan subindeks untuk pertumbuhan aktivitas produksi dan operasi berada di level 57,5, naik 3,2 poin persentase dari bulan lalu.

Data pada Minggu tersebut juga menunjukkan bahwa PMI untuk sektor nonmanufaktur China berada di angka 51,1 pada Januari 2022, turun dari 52,7 pada Desember 2021.

Terdampak oleh lonjakan sporadis kasus COVID-19 baru-baru ini, subindeks untuk kegiatan usaha di sektor jasa berada di angka 50,3, turun 1,7 poin persentase secara bulanan (month on month).

PMI pada Januari menunjukkan bahwa permintaan domestik masih tidak mencukupi dan ekonomi berada di bawah tekanan, ujar Wen Bin, kepala analis di China Minsheng Bank.

"China harus memaksimalkan penggunaan penyesuaian lintas-siklus dalam kebijakan makroekonominya, meningkatkan kepercayaan pasar, dan lebih lanjut memperluas permintaan domestik guna memastikan ekonomi berjalan dalam kisaran yang wajar," kata Wen.

Otoritas China telah menggarisbawahi "tekanan tiga jenis" pada ekonomi dewasa ini, yakni permintaan yang menyusut, guncangan pasokan, dan melemahnya ekspektasi.

Pertemuan untuk menentukan arah kebijakan, Konferensi Kerja Ekonomi Pusat, yang diadakan bulan lalu berulang kali menekankan "stabilitas" sebagai prioritas utama untuk kebijakan ekonomi China pada 2022. 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022