"Jalan protokol akan ditutup untuk semua kendaraan dan dijadikan rute arak-arakan, sejak sore hingga malam hari," ujar Djaya Pranolo dari Humas Pemkab Purwakarta.
Panitia memastikan sedikitnya 20.000 tumpeng bakal diarak oleh seluruh PNS, para Ketua RT/RW dan masyarakat lainya.
Di sepanjang jalan protokol dalam kota Purwakarta juga warga menyaksikan barisan 45 ekor kuda yang dituggangi Bupati dan para pejabat Pemkab Purwakarta.
Pesta rakyat dan hajat besar-besaran itu untuk kali pertama digelar dalam rangkaian peringatan HUT Purwakarta itu.
Para sopir angkutan kota (angkot) yang biasa menggunakan jalur protokol, yakni jalan Sudirman, mengatakan tidak melakukan kegiatan, sesuai permintaan Pemkab. Para sopir juga mengaku mendapatkan kopensasi, berupa sembako.
Ketua DPD Organda Kabupaten Purwakarta, Yan Sahri, membenarkan dengan menyebutkan "larangan" angkot beroperasi hanya berlangsung beberapa jam sejak Sabtu sore.
Pihak berwenang juga telah mengantisipasi kemacetan di jalur perlintasan utama Jakarta-Bandung atau sebaliknya di Purwakarta, setelah penutupan jalan protokol tersebut.
" Kendaraan yang biasa melewati Purwakarta dialihkan untuk menggunakan tol Sadang dan tol Jatiluhur, tutur Yan Sahri.
Sementara itu para pedagang yang biasa mangkal di sepanjang jalan Sudirman atau kawasan Pasar Jum`at di kota Purwakarta, mengaku harus kehilangan pendapatan karena mereka juga dilarang berdagang, selama berlangsung arak-arakan tumpeng tersebut.
" Ya..istirahat saja di rumah," tutur Kosim pedagang makanan ringan di pasar Jum`at. (ANT151/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
yg punya ide itu orang yg gak menghargai makanan
tujuan awal dari acara itu cuma pengen dapet rekor muri
giliran hujan, peserta kocar kacir, banyak tumpeng yang kehujanan, tumpah, ataupun dibuang
pegawai instansi pemerintahan "diwajibkan" ikut acara itu dengan ancaman dari bupati yang gak main-main, yaitu disingkirkan/dipecat (kata temen saya yg pns di salah satu instansi pemerintahan di purwakarta)
malah ada kawan saya yg komen di FB, "Purwakarta kota berhala".
bukan tanpa alasan dia komen seperti itu, tapi semakin banyaknya patung2 dan gapura yang dibangun (mengalahkan perbaikan sarana umum )
dengan mengusung tema "hitam putih", banyak orang yang menilai kalo bupati purwakarta malah melakukan (maaf) hindunisasi terhadap kota purwakarta.
malah, bupati purwakarta "memerintahkan" DPRD untuk melangsungkan sidang paripurna, di tempat lain, bukan di gedung DPRD Purwakarta