Ankara (ANTARA) - Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar menegaskan pentingnya dialog dengan Rusia dan Ukraina, serta mengatakan negaranya akan terus mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Konvensi Montreux tentang perjalanan kapal di selat Laut Hitam.

Sambil mengacu pada ketegangan terbaru antara Rusia dan Ukraina dan Barat, ia memperingatkan bahwa perkembangan belakangan ini menimbulkan bahaya eskalasi yang tidak terkendali.

"Karena itu, Turki mengimbau semua pihak terkait untuk tetap tenang dan melakukan koordinasi, kerja sama, dan dialog," kata Akar, seperti dikutip oleh media penyiaran TRT pada Senin (31/1).

Ia juga mengatakan bahwa dialog antara Turki dengan Ukraina dan Rusia terus berlanjut, sambil menjalankan tanggung jawabnya sebagai bagian dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa telah memperingatkan bahwa Rusia sedang menyiapkan invasi ke Ukraina dan telah menempatkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasannya dengan negara bekas republik Soviet itu, selain penempatan artileri dan tank dalam jumlah signifikan.

Namun, Moskow membantah mempersiapkan serangan militer, dengan mengatakan pasukannya ada di sana untuk melakukan latihan rutin.

Lebih lanjut, Akar menguraikan situasi di wilayah Laut Hitam.

"Status selat (mengenai aturan lintas kapal Laut Hitam dan negara-negara non-Laut Hitam) yang ditetapkan oleh konvensi menguntungkan semua pihak. Dalam keadaan saat ini, tidak ada pertanyaan untuk meninggalkan konvensi ini. Untuk dialog Laut Hitam, Turki melakukan semua yang seharusnya," kata dia.

Dia menggarisbawahi bahwa Konvensi Montreux tahun 1936, yang mengatur tata kelola Selat Turki dan transit kapal perang angkatan laut ke Laut Hitam, sangat penting untuk keamanan dan stabilitas di kawasan itu.


Sumber: Anadolu

Baca juga: Kepala intelijen Jerman: Moskow belum putuskan serang Ukraina

Baca juga: Rusia sebut Ukraina dijadikan alat geopolitik oleh NATO dan AS


 

Hadapi ancaman invasi, Ukraina gencarkan lagi wajib militer

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022