Surabaya (ANTARA News) - Jatah penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, terutama jenis premium di Jawa Timur(Jatim) habis karena tingginya permintaan pasar BBM di wilayah tersebut jelang bulan puasa Ramadhan 1432 Hijriah.

"Saat ini, daya serap masyarakat Jatim mengonsumsi premium telah berada di posisi maksimal atau melebihi 5 persen kuota yang ditetapkan," kata External Relation Manager PT Pertamina Region V, Eviyanti Rofraifah, ketika ditanya mengenai realisasi serapan BBM pasar Jatim, di Surabaya, Minggu.

Menurut dia, kemampuan konsumen di Surabaya terlihat ada kenaikan sehingga terjadi kelebihan kuota menjadi 257.000 Kiloliter (KL) dari kondisi normal 247.000 KL.

"Selain itu konsumsi solar di Surabaya melebihi kuota 6,3 persen menjadi 106.000 KL," ujarnya.

Ia pun mengemukakan, saat ini konsumsi tertinggi di Jatim khususnya untuk premium terjadi di Kabupaten Tuban dengan volume serapan melebihi 8,1 persen dari kuota yang diberikan 30.300 KL.

"Kalau konsumsi solar tertinggi terlihat di Kota Pasuruan," katanya.

Ia menyebutkan, kuota solar di Kota Pasuruan meningkat 18,6 persen dari penjatahan tahun ini menjadi sebesar 6.400 KL.

"Kenaikan tersebut tidak hanya terjadi di Pasuruan dan Tuban karena peningkatan konsumsi juga terlihat merata di daerah lain di penjuru provinsi ini," katanya.

Untuk mengantisipasi telah habisnya penjatahan BBM subsidi di Jatim, ia berkeyakinan bahwa Pertamina di kantor pusat, Jakarta, memastikan ketersediaan BBM subsidi yang disalurkan ke Jatim akan terpenuhi sesuai permintaan PT Pertamina Region V.

"Di samping itu, kami juga meminta Pemerintah Provinsi Jatim mengawasi dari sisi penyalurannya," katanya.

Ia optimististis dengan pengawasan secara terpadu oleh Pemerintah Provinsi Jatim ke depan nihil terjadi penumpukan BBM subsidi. Bahkan, ia juga menilai, tak akan ada kekurangan ketersediaan pada momentum keagamaan mendatang khususnya saat Idul Fitri 1432 Hijriah mendatang.

"Kami jamin, penyaluran BBM bersubsidi di Jatim aman walaupun saat ini kuotanya melebihi jatah," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011