Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Luhut Panjaitan mengatakan calon presiden dari PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, harus berpikir matang dalam memilih calon wakil presiden baginya karena hal itu sangat menentukan untuk memenangkan pemilihan presiden. "Iya (harus) matang," kata Luhut di Jakarta, Selasa, saat diminta komentarnya mengenai rapat kerja nasional (rakernas) PDIP pada 27-28 Januari, yang antara lain akan menentukan nama-nama cawapres bagi Megawati. Ia mengingatkan, bahwa pemilihan cawapres jangan hanya asal suka atau tidak suka. Ia mengatakan, cawapres bagi Megawati harus loyal, bisa melakukan koordinasi dengan para menteri, dan yang terpenting harus bisa menyejahterakan rakyat. Walaupun cawapres tersebut disukai namun ternyata tidak sesuai kriteria yang diharapkan maka Megawati bisa kalah, katanya. Ia mengatakan, Megawati sudah mempunyai pengalaman saat pemilihan presiden 2004, dan bisa mengambil pelajaran dari sana. "Ujung-ujungnya (yang menjadi cawapres) siapa yang bisa membawa kesejahteraan kepada rakyat, bukan sekedar (cawapres) ini bagus, dan itu lebih baik," katanya. Dalam menentukan cawapres, katanya, bisa berasal dari Indonesia bagian Timur ataupun Barat, asal jangan mempertimbangkan asal atau agamanya. "Pertimbangannya apakah mempunyai kemampuan dia untuk melakukan koordinasi (dengan para menteri), dan memberikan kemakmuran kepada rakyat," katanya. Luhut mengatakan, saat ini rakyat sudah pintar, dan mereka akan memilih pemimpin yang mampu menyejahterahkan rakyat. Mengenai perlu tidaknya Megawati menentukan cawapers pada rakernas PDIP kali ini, Luhut mengatakan, ada untung ruginya jika menentukan cawapres sebelum atau sesudah rakernas. "Kalau buru-buru sekarang, apa pendekatannya," katanya. Sementara kalau setelah pemilu legislatif maka antara lain sudah diketahui perolehan suara masing-masing partai yang akan berkoalisi. Sementara itu Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP, Tjahyo Kumolo, di sela-sela Rakerna IV PDIP di Solo, Selasa, mengatakan, partainya tidak akan terjebak dalam dikotomi pasangan capres dan cawapres, misalnya dari unsur sipil dan militer, atau Jawa dan Luar Jawa. "Kami akan mengusung calon wakil presiden yang mendapat aspirasi terkuat dari bawah," katanya. Menurut dia, pandangan dari masing-masing daerah akan muncul dalam rakernas ini yang selanjutnya akan dipadukan dengan masukan yang berasal dari eksternal maupun internal partai. Ia mengatakan, rakernas ini hanya akan mengerucutkan sejumlah nama dari beberapa tokoh yang mencuat untuk disandingkan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ia menuturkan, kecil kemungkinan akan muncul satu bakal calon dan langsung ditetapkan sebagai cawapres yang akan diusung dalam Pemilu 2009. "Semua ini sangat tergantung pada perkembangan politik," katanya. Sementara itu, sejumlah tokoh yang hadir dalam rakernas ini, seperti Sutiyoso, Sri Sultan Hamengku Buwono, dan Akbar Tandjung, bukanlah merupakan bakal calon yang kemungkinan diusung dalam pemilu. "Sejumlah tokoh tersebut datang hanya sebatas tokoh nasional yang diundang karena ada kedekatan hubungan," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009