sebagai lulusan SMK yang menjadi guru besar turut menggelorakan slogan SMK Bisa
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengukuhkan Direktur Politeknik Negeri Semarang (Polines), Totok Prasetyo, sebagai guru besar bidang Ilmu termodinamika.

"Kami merasa sangat bangga atas capaian Totok Prasetyo sebagai guru besar yang ke-25 dari 29 guru besar politeknik di Tanah Air,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto, Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi, Henri Togar Hasiholan, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Totok Prasetyo menjadi guru besar melalui penelitian ilmiahnya yang berjudul "Pemanfaatan Energi Panas Bumi Temperatur Rendah Menggunakan Teknologi Organic Rankine Cycle (ORC) dengan Fluida Kerja R123".

Henri mengatakan, Kemendikbudristek mendorong penuh perguruan tinggi vokasi untuk terus menghadirkan guru besar.

“Mari kita berjuang untuk ini. Terlebih, Totok Prasetyo sebagai lulusan SMK yang menjadi guru besar turut menggelorakan slogan SMK Bisa. Mudah-mudahan apa yang menjadi temuan Totok Prasetyo dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa ini,” kata dia.

Baca juga: ITS miliki profesor fisika perempuan pertama
Baca juga: Guru besar Undip teliti sistem transportasi cerdas berbasis IoT

Dengan dikukuhkannya Totok sebagai guru besar, Polines kini memiliki dua guru besar. Sebelumnya, Muhammad Mukhlisin dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Tanah, pada jurusan Teknik Sipil, pada Juli 2019.

Dalam orasi ilmiahnya, Totok mengatakan idenya terkait betapa besarnya potensi sumber daya alam Indonesia khususnya di sektor panas bumi.

“Harta karun energi yang tidak ternilai ini tersimpan dalam perut bumi Ibu Pertiwi, Indonesia,” kata Totok.

Akan tetapi, lanjut Totok, sampai saat ini belum terekploitasi sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat Indonesia. Panas bumi yang ada di hampir seluruh wilayah Indonesia harus dikonversikan menjadi energi listrik.

“Salah satu bidang ilmu yang memiliki peran utama dalam proses konversi energi adalah ilmu termodinamika," katanya.

Baca juga: Panas bumi dukung penetrasi energi surya dan angin
Baca juga: Badan Geologi rekomendasikan 28 wilayah kerja tambang

Ia menjelaskan, termodinamika merupakan salah satu cabang Ilmu Fisika yang membahas mengenai perubahan energi panas menjadi bentuk energi lain.

"Hukum pertama dan kedua termodinamika menjadi acuan dalam membahas mengenai perubahan energi. Hal ini merupakan jawaban solusi atas paradigma baru penggunaan energi alternatif dan menjadi fokus kajian penelitian-penelitian saya selama ini,” ucap Direktur Polines itu.

Totok melanjutkan, wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke termasuk ke dalam kawasan wilayah Cincin Api Pasifik yang menyimpan potensi sumber energi panas yang sangat besar. Meskipun telah dimanfaatkan dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), kata Totok masih terdapat potensi sumber panas dengan temperatur rendah berkisar antara 80 sampai dengan 150 derajat celsius.

“Untuk itu, ada strategi pemanfaatan energi dengan sumber panas yang rendah untuk menghasilkan energi listrik dengan teknologi ORC. Di sini, ilmu termodinamika benar-benar diaplikasikan untuk mengubah energi panas, dikonversikan menjadi energi listrik,” kata Totok. 

Baca juga: Pertamina ingin optimalkan pemanfaatan panas bumi di Indonesia

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022