Baghdad (ANTARA News) - Lebih dari 400 tahanan Irak, termasuk lima wanita, dibebaskandalam tindakan yang dapat membantu menjamin pembebasan seorang wartawan wanita Amerika Serikat (AS) yang diculik. Pembebasan para tahanan itu --semuannya ditahan tanpa diadili-- memunculkan harapan akan nasib Jill Carroli, wartawan AS yang ditangkap di Baghdad pada 7 Januari 2005 oleh gerilyawan yang mengancam untuk membunuhnya, kecuali pasukan AS membebaskan wanita Irak dalam tahanan mereka. "Kami telah membebaskan 419 tahanan hari ini termasuk lima wanita," kata seorang juru bicara fasilitas tahanan AS di Irak, layaknya dikutip AFP, Kamis (26/1) malam waktu setempat. Empat wanita yang lain masih ditahan di penjara yang dijalankan-AS. Satu dari sejumlah trek yang membawa tawanan melindas sebuah bom di tepi jalan di lingkungan Mansur, Baghdad, tapi itu hanya menimbulkan kerusakan ringan dan tidak ada korban. Carrol, 28, adalah satu dari hampir 250 orang asing yang ditangkap di Irak sejak perang pimpinan-AS Maret 2003, satu dari sejumlah korban serangkaian penyanderaan belakangan ini. Sementara itu, para pejabat Irak dan AS membantah bahwa pembebasan itu memiliki sesuatu yang harus dilakukan karena kasus Carroli, ada harapan langkah itu mungkin akan membantu pembebasannya. "Biarlah kami tegaskan bahwa tidak ada hubungan antara pembebasan ini dan penculikan wartawan AS itu. Pembebasan itu dirampungkan setelah peninjauan oleh badan Irak-AS," kata juru bicara itu. Ia menimpali, "Kapan mereka ditahan kami tidak memiliki cukup bukti untuk menunjukkan bahwa mereka merupakan ancaman penting bagi keamanan Irak dan ditahan menurut penguaturan DK PBB. Namun, tak ada pengadilan bagi kejahatan khusus." Pasukan AS dan Irak kini sedang mencari dua insinyur Jerman, Rene Braunlich dan Thomas Nilzchke, yang ditangkap dengan todongan pistol Selasa oleh sejumlah orang yang bersikap sebagai tentara Irak di luar sebuah kilang minyak di kota Baiji di Irak utara. Satu delegasi Muslim Kenya merencanakan untuk mengunjungi Irak untuk meminta pembebasan dua insinyur telekomunikasi Kenya yang diculik pekan lalu di Baghdad. Nasib empat aktivis perdamaian Barat yang ditangkap November juga tidak jelas, sebagaimana status seorang sandera Jordania setelah sebuah rekaman video dari penangkapnya menetapkan batas waktu baru untuk membunuh mereka. Serangkaian penyanderaan itu, yang dapat dimotivasi secara politik atau hanya keuangan saja, terjadi saat partai-partai politik berebut sebelum pembicaraan untuk membentuk pemerintah berdasar luas untuk memerintah negara itu selama empat tahun ke depan. Pihak Washington mengharapkan pemerintah yang muncul dari pemilihan 15 Desember akan mencakup wakil dari minoritas Arab Sunni, yang diharapkan akan mengurangi perlawanannya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006