Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lain berada di level terendah tiga minggu di 95,271, setelah jatuh 2,0 persen sejauh minggu ini ..
Hong Kong (ANTARA) - Indeks dolar menuju minggu terburuk dalam hampir dua tahun dalam perdagangan Asia pada Jumat pagi, karena euro bertahan di level tertinggi tiga minggu dan sterling naik setelah beralih hawkish dari Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Inggris (BoE).

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lain berada di level terendah tiga minggu di 95,271, setelah jatuh 2,0 persen sejauh minggu ini - penurunan terbesar sejak Maret 2020.

Itu mengikuti kenaikan tajam untuk dolar minggu lalu, karena para pedagang menyusun kembali posisi bersiap untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve yang lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, dengan sekitar lima kenaikan tahun ini sekarang sedang diperhitungkan.

Baca juga: Dolar hentikan penurunan di sesi Asia jelang pertemuan BoE dan ECB

"Sebaliknya, baik (bank sentral Inggris) maupun ECB memenuhi ekspektasi pasar dengan BoE menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 0,50 persen dan ECB mempertahankan kebijakannya tidak berubah. Namun, kedua pertemuan mengungkapkan pergeseran hawkish yang substansial," kata analis Westpac dalam sebuah catatan.

Euro berada di 1,1452 dolar AS, tertinggi sejak 14 Januari, setelah presiden ECB Christine Lagarde mengakui meningkatnya risiko inflasi dan menolak untuk mengulangi panduan sebelumnya bahwa kenaikan suku bunga tahun ini sangat tidak mungkin.

Ini menandai perubahan haluan yang tajam untuk salah satu bank sentral paling dovish di dunia.

"Tidak masuk akal untuk menyimpulkan bahwa puncak divergensi kebijakan Fed-ECB telah melewati kita," kata analis ING, seraya menambahkan bahwa karena sikap kebijakan yang berbeda dari kedua bank sentral telah mendorong pergerakan pasar, kemungkinan terendah minggu lalu untuk euro menandai titik terendahnya dalam siklus ini.

Baca juga: Dolar AS jatuh terseret data pekerjaan sektor swasta yang lemah

Sterling berada di 1,3604 dolar AS setelah naik ke level tertinggi dua minggu di 1,6326 dolar AS pada Kamis (3/2/2022). Selain kenaikan suku bunga 25 basis poin BoE, hampir setengah dari pembuat kebijakannya menginginkan kenaikan yang lebih besar untuk menahan inflasi yang merajalela.

Dolar Aussie berada di 0,7143 dolar AS tidak terpengaruh oleh pernyataan dari bank sentral Australia (RBA) yang secara tajam merevisi prospek inflasi meskipun mengatakan puas untuk menjaga kebijakan super longgar karena mencari pemulihan yang langgeng dalam upah dan standar hidup.

Yen berada di 114,98 per dolar, karena imbal hasil obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 dan lima tahun naik ke level tertinggi enam tahun di awal perdagangan Tokyo, dengan analis mulai berspekulasi bahwa bank sentral Jepang (BoJ) mungkin harus mengikuti rekan-rekannya dan memperketat kebijakan moneter.

Data penggajian non-pertanian AS akan dirilis pada Jumat waktu setempat, tetapi data tersebut tidak akan begitu penting bagi The Fed seperti di masa lalu, karena fokusnya lebih pada inflasi daripada pekerjaan penuh.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022