Beijing (ANTARA) - Imagine there's no countries
It isn't hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people
Living life in peace
You


Lagu berjudul "Imagine" yang ditulis oleh John Lennon pada 1971 tersebut mengalun tatkala lampu Stadion Nasional Beijing meredup perlahan.

Permukaan stadion yang dibangun menjelang Olimpiade Musim Panas 2008 tersebut tiba-tiba berubah, membentuk hamparan salju seketika.

Sebanyak 24 orang yang terbagi dalam formasi enam kelompok meluncur di atas salju artifisial yang artistik nan apik.

Mereka mengenakan pakaian serba ketat berwarna oranye.

Dari segi penampilannya saat meluncur dan meliuk, mereka terlihat sebagai atlet-atlet seluncur cepat (speed skating), salah satu cabang olahraga musim dingin yang dipertandingkan di berbagai ajang internasional.

Ribuan penonton yang memadati semua sisi stadion, yang juga dikenal dengan nama Bird Nest Stadium, menyalakan lampu dari telepon seluler di tengah iringan lagu yang pesan-pesannya sangat menyentuh itu.

Suasana pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2022 pada Jumat (4/2) malam yang teramat sangat dingin terasa makin syahdu saja.

Baca juga: Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 resmi dibuka

Para penonton, relawan, atlet, dan tamu undangan kehormatan dari mana pun asalnya larut dalam pesan perdamaian yang terpancar dari Stadion Olimpiade --salah satu ikon Beijing pada era modern ini.

"Dalam semangat perdamaian Olimpiade ini, saya mengimbau semua otoritas politik di seluruh dunia — patuhi komitmen Anda terhadap hakikat Olimpiade ini. Beri kesempatan untuk berdamai"

Pada kalimat tersebut, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach menyuarakannya sangat lantang.

Mereka yang terutama  duduk di tribun kehormatan tentu sangat memahami kepada siapa pernyataan Bach ditujukan.

"Di dunia kita yang rapuh — di mana perpecahan, konflik, dan ketidakpercayaan sedang meningkat — kita menunjukkan kepada dunia. Mungkin untuk sementara menjadi persaingan yang sengit, namun pada saat yang sama kita hidup bersama dengan damai dan penuh hormat," ucap Bach lagi.

Baca juga: Xi Jinping dan istri jamu puluhan kepala negara

Selain Presiden China Xi Jinping selaku tuan rumah Olimpiade Beijing 2022, tribun kehormatan diisi sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan lain.

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang datang sehari sebelum acara pembukaan, adalah salah satu sosok utama yang terlihat di tribun kehormatan.

Pidato pembukaan Olimpiade Beijing 2022 yang sarat pesan perdamaian dan pengobar semangat tersebut disampaikan Bach di tengah konflik Rusia dengan Ukraina.  

Para atlet dan ofisial dari kedua negara yang berseteru militer tersebut tampil dengan riang gembira di sesi parade kontestan, beberapa saat sebelum Bach naik panggung.

Seruan agar semua pemimpin dunia memegang komitmennya untuk menjunjung tinggi perdamaian disuarakan Bach juga di tengah boikot diplomatik empat negara, yakni Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Australia terhadap Olimpiade Beijing 2022.

Namun, boikot diplomatik --terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh otoritas China terhadap etnis minoritas Muslim Uighur-- tersebut sejatinya tidak berdampak signifikan terhadap pelaksanaan Olimpiade Beijing 2022.

Para atlet dari keempat negara tersebut tetap ambil bagian dalam parade, yang disaksikan dengan mata kepala sendiri oleh para pemimpin dunia dan ribuan penonton lainnya yang memadati tribun Stadion Nasional Beijing. Itu pun belum termasuk mereka yang menyaksikannya melalui berbagai saluran media.

Baca juga: Inggris dan Kanada gabung dengan boikot diplomatik Olimpiade Beijing


Jawaban Uighur

 Olimpiade Musim Dingin akan berlangsung pada 4-20 Februari 2022.

Obor Olimpiade telah tiba di stadion itu, yang bentuknya mirip sarang burung walet dan mampu menampung 80.000 penonton. 

Obor itu sendiri sebelumnya menempuh perjalanan ribuan mil dari Olimpia, Yunani, untuk mencapai Stadion Nasional Beijing. 

Beberapa atlet China yang mencatat prestasi internasional di cabang olahraga musim dingin mengusung obor tersebut secara estafet. Rangkaian perjalanan obor Olimpiade itu berakhir di tangan Zhao Jiawen dan Dinigeer Yilamujiang.

Jiawen adalah atlet berusia 21 tahun kelahiran Taiyuan, Provinsi Shanxi, yang turun di nomor kombinasi nordik. Pria yang tergabung dalam klub Taiyuan Sport School tersebut telah beberapa kali mencatat prestasi internasional.

Sementara, Yilamujiang adalah seorang atlet putri ski cross country yang pernah meraih medali dari ajang yang digelar oleh Federasi Ski Internasional (ISF).

Yang menarik, gadis kelahiran Altay, Daerah Otonomi Xinjiang, pada 3 Mei 2001 tersebut berlatar belakang etnis minoritas Muslim Uighur, salah satu suku di China yang selama ini mendapat perhatian dunia atas dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan otoritas setempat.

Olimpiade Beijing 2022 menjadi tempat bagi Yilamujiang untuk berkiprah di pentas dunia, sekaligus sebagai jawaban atas isu-isu terkait genosida, kerja paksa, dan kekerasan terhadap etnisnya.

Beijing tidak bisa menghindar dari sasaran kritikan karena kesengajaannya memanfaatkan Yilamujiang sebagai bagian dari upaya politisasi Uighur dalam ajang tersebut. Padahal, IOC dalam berbagai kesempatan selalu menekankan bahwa olimpiade bukan merupakan ajang politik.

Baca juga: Sekjen PBB minta China izinkan utusan HAM kunjungi Xinjiang

Namun apa pun yang terjadi, kedua atlet muda China itu dengan penuh kehati-hatian meletakkan api di antara kepingan salju yang dikelilingi oleh anak-anak yang membentuk formasi hati.

Api tersebut perlahan-lahan naik ke udara, diikuti dengan letupan kembang api hingga menerangi langit Beijing pada Jumat malam yang teramat dingin, di bawah suhu udara minus 8 derajat Celcius.

Dari tangan kedua atlet muda itulah pesan perdamaian terpancarkan hingga ke seluruh penjuru dunia.

Bagi China, Olimpiade 2022 bukan saja menahbiskan Beijing sebagai satu-satunya kota di dunia yang berhasil menggelar dua olimpiade berbeda --14 tahun yang lalu di tempat yang sama juga digelar acara pembukaan Olimpiade Musim Panas 2008.

Olimpiade Musim Dingin 2022 digelar bersamaan dengan musim libur Tahun Baru Imlek sehingga semua relawan yang berdiri di pinggir jalan sejak dari Taman Hutan Olimpiade hingga Bird Nest Stadium selalu menyampaikan salam "Xin nian kuaile" yang berarti Selamat Tahun Baru.

Lebih dari itu, tahun 2022 dalam sistem penanggalan China dilambangkan sebagai Tahun Macan. 

Saat menyemangati para atlet yang berlaga, Presiden China Xi Jinping berujar, "Macan melambangkan kekuatan, keberanian, dan tak punya rasa takut. Saya berharap semua atlet yang berlaga di Olimpiade ini bisa tampil luar  biasa sekuat macan."

 

Menyaksikan kemeriahan pembukaan Olimpiade Beijing 2022

 

Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022