Ottawa (ANTARA) - Wali Kota Ottawa Jim Watson pada Minggu (6/2) menyatakan keadaan darurat untuk menangani aksi unjuk rasa selama sembilan hari yang telah mengganggu pusat ibu kota Kanada itu.

Deklarasi tersebut "mencerminkan bahaya dan ancaman serius terhadap keselamatan dan keamanan warga yang ditimbulkan oleh demonstrasi yang sedang berlangsung dan menyoroti perlunya dukungan dari berbagai tingkatan pemerintahan dan yurisdiksi lainnya," bunyi sebuah pernyataan yang dikeluarkan kota itu.

Peter Sloly, Kepala Dinas Kepolisian Ottawa, dalam sebuah pertemuan khusus dewan kepolisian pada Sabtu (5/2) menyatakan bahwa pasukannya tidak "memiliki sumber daya yang cukup untuk menangani situasi ini secara memadai dan efektif, sekaligus menyediakan layanan kepolisian yang memadai dan efektif di kota ini pada saat bersamaan."
 
Truk-truk terlihat di sebuah ruas jalan di Ottawa, Kanada, pada 28 Januari 2022. (Xinhua/Lin Wei)Seorang pengunjuk rasa melambaikan bendera di depan sejumlah truk di Ottawa, Kanada, pada 28 Januari 2022. (Xinhua/Lin Wei)


Watson menuturkan bahwa ribuan pengunjuk rasa "mulai memerintah" dan membuat situasi "tidak terkendali", dengan barisan truk memblokir jalan-jalan permukiman dan terus membunyikan klakson hingga malam hari.

"Jumlah mereka jauh lebih banyak dibandingkan petugas polisi yang kita miliki dan saya telah mengindikasikan kepada kepala polisi bahwa kita harus jauh lebih cekatan dan proaktif ketika menangani aktivitas-aktivitas semacam ini," kata wali kota kepada salah satu stasiun radio di Ottawa.

Pada Sabtu, sekitar 5.000 orang dan 1.000 traktor-trailer serta kendaraan pribadi memadati pusat kota Ottawa untuk bergabung dalam aksi unjuk rasa pekan kedua, yang awalnya ditujukan untuk menentang persyaratan vaksin yang dikeluarkan pemerintah Kanada bagi pengemudi truk yang melintasi perbatasan Kanada-Amerika Serikat.
 
Seorang pengunjuk rasa melambaikan bendera di depan sejumlah truk di Ottawa, Kanada, pada 28 Januari 2022. (Xinhua/Lin Wei


Dalam sepekan terakhir, aksi unjuk rasa telah berubah menjadi pendudukan, dan akhir pekan ini, Sloly menggambarkannya sebagai "pengepungan," sementara seorang anggota dewan kota menyebutnya tindakan "terorisme," menyusul sejumlah laporan pengunjuk rasa yang terlibat dalam serangan dan aksi vandalisme.

Polisi telah melakukan beberapa penangkapan dan mengeluarkan lebih dari 450 surat tilang. Namun, warga Ottawa menyerukan tindakan yang lebih tegas dan meminta Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau untuk bertindak.

Sejauh ini, satu permintaan utama yang dia tolak adalah seruan mengerahkan Angkatan Bersenjata Kanada untuk membubarkan kerumunan dan kendaraan mereka.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022