Kami sudah sampaikan bisa dirawat di rumah sakit lain
Kota Bogor (ANTARA) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto melakukan peninjauan beberapa rumah sakit untuk memastikan ketersediaan tempat tidur pasien COVID-19 bergejala sedang, berat hingga kritis tertangani dengan baik.

"Satgas COVID-19 Kota Bogor bersama DPRD memastikan kesiapan rumah sakit di Kota Bogor menghadapi lonjakan yang luar biasa," kata Bima saat jumpa pers di RSUD Kota Bogor, Senin.
 
Bima Arya yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Sri Nowo Retno serta Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro berkeliling ke tiga rumah sakit, yakni RS Hermina, RSUD Kota Bogor dan Bogor Senior Hospital.
 
Wali Kota Bogor itu meminta jajarannya dan Satgas COVID-19 hingga kelurahan, RT dan RW mewaspadai penyebaran COVID-19 yang semakin meningkat.

Baca juga: Pemkot Bogor gencarkan vaksinasi dan 3T cegah COVID-19 Omicron

Baca juga: COVID-19 di Kabupaten Bogor melonjak tajam, Satgas siaga Omicron

 
Ia ingin data Dinas Kesehatan Kota Bogor, pada Sabtu (5/2) penyebaran COVID-19 mencapai 741 orang penambahan kasus positif harian, yang merupakan rekor terbanyak selama Pandemi penyakit dari virus corona itu. Pada Minggu (6/2) kasus positif COVID-19 turun ke angka 266 orang bisa ditangani semaksimal mungkin.
 
Mengawali kunjungannya ke RS Hermina, Bima Arya mempertanyakan kesiapan tempat tidur pasien COVID-19. Di rumah sakit tersebut telah ada data 60 tempat tidur yang disediakan dari semula 28 unit.
 
Keterisian tempat tidur pun sudah ada 33 pasien dengan pertambahan yang diperkirakan akan masuk pada Senin (7/2) ini sebanyak lima orang lagi akibat mengalami gejala sedang, yang sebagian besarnya memiliki penyakit bawaan.
 
Bima Arya memasuki ruang tunggu hingga melihat-lihat monitor pendaftaran pasien dan ruang tempat tidur pasien.
 
Bergeser ke RSUD Kota Bogor, Bima Arya mendapatkan laporan Direktur Utamanya Ilham Chaidir bahwa ketersediaan tempat tidur melebihi 30 persen minimal yang diinstruksikan Kementerian Kesehatan.
 
Dari total 435 tempat tidur yang tersedia di RSUD Kota Bogor, jumlah yang disediakan untuk pasien COVID-19 melebihi standar minimum yang ditetapkan dalam instruksi Menteri Kesehatan (Menkes) kepada Gubernur Jawa Barat untuk semua daerah di provinsi tersebut yakni 30 persen dari kapasitas.
 
Hingga saat ini telah disiagakan 145 tempat tidur atau 31 persen yang jika mengikuti persentase minimal 30 persen hanya 130 tempat tidur.
 
Namun, keterisiannya masih 48 tempat tidur dari 75 tempat tidur yang disediakan sementara, dengan komposisi 77 persen pasien bergejala sedang, tiga persen bergejala berat dan 21 mengalami kondisi kritis.
 
Penyediaan tempat tidur pun akan berangsur bertambah mengikuti jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit hingga 145 unit terisi semua, jika diperlukan.
 
RSUD Kota Bogor pun telah menyiapkan 29 dokter khusus yang menangani puluhan pasien COVID-19 untuk proses pemulihan. Pasien pun wajib mengikuti aturan isolasi yang diberlakukan rumah sakit untuk menghindari penularan kepada tenaga kesehatan maupun pasien lain.
 
Direktur Utama RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir melaporkan, dari total pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit tersebut terdapat 40 persen warga Kabuputen Bogor dan banyak yang belum divaksin.
 
Sebagian dari pasien bergejala sedang hingga berat yang dirawat merupakan warga yang mengidap penyakit bawaan atau komorbid serta lanjut usia.
 
"Kami sudah sampaikan bisa dirawat di rumah sakit lain, tapi tetap banyak yang ingin di RSUD Kota Bogor," ujarnya.
 
"Ini akan kami komunikasikan tentunya, karena yang belum divaksin itu kebanyakan dari Kabupaten Bogor dan akan dikoordinasikan," kata Bima.

Baca juga: Kemenkes lacak transmisi lokal Omicron pelaku perjalanan Bogor-Jakarta

Baca juga: Dinkes: Pasien Omicron asal Kabupaten Bogor sudah negatif

 

Pewarta: Linna Susanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022