Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menyusun program untuk penanggulangan kanker dengan menyusun stratifikasi dan pengampuan rumah sakit, ungkap Koordinator Rumah Sakit Pendidikan Kementerian Kesehatan, dr. Else Mutiara Sihotang, Sp.PK.

"Kementerian Kesehatan untuk tahun 2021-2024 menyusun program untuk penanggulangan penyakit kanker dengan penyusunan stratifikasi dan pengampuan rumah sakit," kata dia dalam konferensi pers yang digelar daring, Selasa.

Else menjelaskan, nantinya ada rumah sakit yang saat ini menjadi pusat pelayanan kanker yakni Rumah Sakit Kanker Dharmais akan mengampu beberapa rumah sakit dan sekarang baru dengan rumah sakit pemerintah.

Dengan begitu, diharapkan dalam beberapa tahun mendatang rumah sakit di Indonesia terutama rumah sakit pemerintah mempunyai standar pelayanan yang hampir sama, termasuk dalam layanan kanker.

"Jadi, diharapkan dalam beberapa tahun ini rumah sakit-rumah sakit kita terutama rumah sakit pemerintah mempunyaai standar pelayanan yang hampir sama. Rumah sakit yang ada di Jawa diarahkan bisa juga melakukan pelayanan dengan standar yang sama dengan di pulau-pulau yang lain di Indonesia," kata Else.

Terkait kanker, dia mengatakan, penyakit ini termasuk yang menyebabkan kematian pasien cukup tinggi sekaligus menimbulkan biaya besar atau penyakit katarostropik. Kanker menduduki tempat kedua dengan pembiayaan cukup tinggi di Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) setelah penyakit jantung.

"Kementerian Kesehatan memberikan perhatian yang cukup besar. Kami menyusun program 9 penyakit prioritas yang mendapat perhatian besar yakni penyakit jantung, kanker, stroke, penyakit yang menyebabkan kematian ibu dan anak, infeksi, TB, DM dan penyakit hepar," tutur Else.

Merujuk data Global Cancer Observation (Globocan) dan registri di rumah sakit kanker, Else mengungkapkan terdapat tiga jenis kanker dengan angka kejadian tertinggi yakni kanker payudara untuk perempuan, kanker serviks dan kanker paru, diikuti kanker nasofaring untuk laki-laki.

Khusus untuk kanker paru, data Globocan tahun 2020 memperkirakan sekitar 34.783 kasus baru kanker paru di Indonesia.

"Untuk saat ini, kanker yang mendapatkan prioritas dari Kementerian Kesehatan yakni kanker payudara dan serviks. Untuk laki-laki juga perlu mendapat perhatian, yakni kanker paru dan kolon," demikian kata Else.

Kanker paru turut menjadi penyebab sekitar 11 persen atau 2.206.771 kasus baru kanker dan kematian akibat kanker nomor satu di dunia, dengan tingkat perburukan cepat dan kesintasannya rendah.

Baca juga: Skrining kanker paru disarankan pada kelompok berisiko tinggi

Baca juga: Pemerintah dorong BPJS Kesehatan biayai skrining kanker paru-paru

Baca juga: Tingginya angka perokok sebabkan meningkatnya kasus kanker paru

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022