Jakarta (ANTARA News) - Indonesia perlu memperhatikan pertumbuhan penduduk jika ingin menjaga ketahanan pangannya, kata Wakil Dirjen FAO Asia Pasifik, Indroyono Susilo, di Jakarta, Rabu.

Jika pertumbuhan penduduk tidak terkendali, kata Indroyono dalam sebuah diskusi, maka upaya menjaga ketahanan pangan dengan peningkatan produk, penataan distribusi dan pengaturan pola konsumsi menjadi tidak ada artinya.

"Jumlah penduduk yang padat dan terus meningkat membutuhkan produksi pangan yang terus membesar sehingga berapa pun produksi yang dilakukan tidak akan pernah cukup," kata Indroyono.

Hal lain yang perlu ditata, katanya, adalah mengganti pola pikir masyarakat bahwa bahan pokok seperti beras tidak bisa diganti, sementara Indonesia bisa menyediakan produk pangan yang gizinya setara dengan nasi.

Dia mengungkapkan Indonesia saat ini merupakan pengkonsumsi beras terbesar tetapi merupakan produsen beras terendah, sementara negeri ini memiliki 60 jenis varietas padi yang bisa dikembangkan.

Menurut data FAO jumlah penduduk dunia yang menderita kelaparan pada 2010 sekitar 925 juta jiwa dan situasi ini diperparah dengan makin berkurangnya investasi di sektor pertanian yang sudah berlangsung selama 20 tahun terakhir.

Dalam diskusi tersebut hadir juga sebagai pembicara Tasmanda Taryo dari Batan, Ahmad Suryana dari Kementeri Pertanian, Agus Hidayat dari Lapan, dan Marlina dari LIPI.

Tasmanda memaparkan, Batan memiliki beberapa program unggulan seperti membudidayakan sorgum (sejenis sereal) yang dapat hidup di lahan kering dan gandum tropis.

"Progam unggulan itu sudah disetujui oleh Kementrian Pertanian dan pada 2012 akan diluncurkan secara resmi," katanya.

Sementara Agus Hidayat dari Lapan mengharapkan agar Bulog memperkuat cadangan pangan sekitar satu setengah juta ton untuk menjaga stabilitas harga.

Dia juga mengingatkan perlunya mengantisipasi kekurangan produksi pangan di sejumlah daerah agar tidak terjadi kelangkaan pangan di daerah tersebut.

Menyinggung tentang koordinasi antara peneliti dan kalangan industri, Agus menilai hal itu perlu terus ditingkatkan agar muncul ide-ide dan kerja sama yang bernas untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan disamping juga tetap memperhatikan penganekaragaman pola konsumsi di masyarakat.  (ANT272*E007/A023/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011