Yogyakarta (ANTARA) - Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyebutkan bahwa pemuda memiliki peran penting dalam transformasi "agrifood system" di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Asisten FAO- Perwakilan Program FAO Indonesia, Ageng Setiawan Herianto saat ditemui dalam "International Conference of Youth in Agriculture" (ICYA) 2024 di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat.

"Peran pemuda itu akan bisa menjamin transformasi 'agrifood system' ini berhasil atau tidak, karenanya sekarang kami berusaha untuk mendukung pemerintah Indonesia untuk melakukan 'youth empowerment'," katanya.

Dengan "agrifood system", pihaknya tidak hanya berbicara soal produksi pertanian tapi juga berbicara perubahan nilai produksi pertanian itu sendiri.

"Kami akan membangun dua 'training center' di Indonesia untuk pemuda, kami akan membangun sejak dari 'on farm'-nya sampai membangun 'market'-nya, karena tanpa 'market', pemuda tidak akan tertarik," katanya.

Baca juga: Pengamat UGM sebut "smart farming" bakal tarik minat pemuda bertani

Ageng juga menambahkan ada sejumlah tantangan yang membuat pemuda sedikit berat menjadi seorang petani. Salah satunya adalah aset atau lahan.

"Anak muda tidak punya aset yang siap. Karena itu perlu difasilitasi agar bisa mengakses aset itu. Bagaimana ini bisa difasilitasi pemerintah, kebijakannya," katanya.

Kemudian setelah difasilitasi soal lahan, berikutnya adalah diberikan akses pasar.
"Setelah akses lahan, kita berharap diberikan akses pasar," katanya.

Karena tidak bisa pemula itu mencari pasar, kata dia, maka harus dibantu dulu. "Hal itu yang akan mempercepat anak muda mau masuk ke pertanian," katanya.

Ageng juga berharap dengan adanya acara ICYA ini dapat menarik kembali minat anak muda untuk mau masuk ke pertanian.

"Pertanian itu keren, jangan membayangkan pertanian itu kotor, jangan membayangkan pertanian itu hanya orang yang pakai caping, jangan begitu," katanya.

Baca juga: Sukamara tingkatkan minat generasi muda pesisir terhadap pertanian

"Kita ubah 'image'-nya, itu yang kita harapkan dari pembicaraan kita hari ini. Saya juga berharap ada tindak lanjut konkrit, itu yang kita harapkan" kata Ageng.

ICYA merupakan ajang tahunan yang digagas "International Association of Students in Agricultural and Related Sciences" (IAAS) menargetkan hasil berupa rangkuman seluruh konferensi, ide-ide baru dan rencana solusi yang nantinya dipresentasikan ke organisasi-organisasi utama global, seperti FAO dan PBB.

Pada gelaran tahun ini yang berlangsung di Yogyakarta, ICYA 2024 mengangkat tema "Youth-Led Solutions for Zero Hunger: Nurturing a Sustainable Future through Agriculture" dan diikuti sekitar 100 anak muda dari berbagai negara.

Baca juga: Peneliti: Digitalisasi tingkatkan minat pemuda pada bisnis pertanian

Melalui ICYA 2024, kaum muda di bidang agrikultur diharapkan lebih berdaya untuk mengeluarkan ide, berinovasi dan merevolusi praktik pertanian guna mencapai kelaparan nihil (zero hunger) pada 2030 sejalan dengan target besar SDG dari PBB.

Adanya ICYA di Yogyakarta kali ini memberikan momentum bagi IAAS chapter Indonesia untuk menunjukkan eksistensi anak muda dengan minat pertanian di Tanah Air dengan solusi yang aplikatif.

ICYA kali ini meliputi berbagi pengetahuan (workshop) serta kunjungan ke Better Life Farming Center (BLFC) serta pusat riset dan pengembangan pertanian yang terbesar kedua di Asia Tenggara di Juwiring, Klaten, Jawa Tengah.

Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024