kami bertekad memberi kontribusi positif pada peningkatan kesejahteraan para petani kecil dan keluarganya
Yogyakarta (ANTARA) -
Perusahaan global di bidang kesehatan dan pertanian, Bayer berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani kecil di Indonesia melalui pengembangan teknologi pertanian.
 
"Dengan pengembangan teknologi pertanian, kami bertekad memberi kontribusi positif pada peningkatan kesejahteraan para petani kecil dan keluarganya, " kata Head of Communications, Public Affairs, Science & Sustainability, Bayer Indonesia, Laksmi Prasvita saat ditemui di Yogyakarta, Sabtu.
 
Laksmi menambahkan dengan pengenalan teknologi dan inovasi pertanian, perusahaan berharap dapat  membangkitkan semangat serta antusiasme generasi muda  untuk masuk ke sektor pertanian sekaligus melakukan perubahan.
 
Laksmi juga menyebut sejak 2018, Bayer secara aktif membangun ekosistem kehidupan pertanian yang lebih baik atau better life farming (BLF) yang memfasilitasi kolaborasi dengan swasta dan pemerintah agar taraf hidup petani kecil di pedesaan menjadi lebih baik.
 
"Saat ini, sudah lebih dari 2.700 pusat BLF yang beroperasi di seluruh dunia melibatkan lebih dari 30 mitra, berupa kios-agro pintar. BLFC, merupakan bagian dari ekosistem pendukung pertanian yang dibangun Bayer yang bertujuan untuk memudahkan petani setempat dalam mengakses teknologi pertanian serta menjamin keterlibatan mereka dalam rantai pasok di bidang pertanian," ucapnya.
 
Laksmi menjelaskan sejak diluncurkan perdana di Indonesia pada tahun 2020, sebanyak 644 pusat BLF telah berhasil mengembangkan diri dan memberi dampak terhadap 440.000 petani lahan kecil di 15 provinsi.
 
"Dampaknya, produktivitas pertanian dari penerima manfaat rata-rata meningkat hingga 20 persen, bahkan menaikkan pendapatan hingga 30 persen, " jelasnya.
 
Penggunaan pesawat nirawak (drone) untuk mempermudah petani dalam menyemprotkan pestisida di lahan jagung di Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (24/2/2024). ANTARA/Ilham Kausar/am.


Kemudian dari sisi teknologi, Bayer mengembangkan teknologi-teknologi yang membantu dari segi produktivitas dan efisiensi, antara lain pengembangan benih bioteknologi, mengenalkan produk perlindungan tanaman, dan mengaplikasikan teknologi digital.
 
"Kami memfasilitasi pesawat nirawak atau drone untuk membantu petani menyemprotkan pestisida secara efektif dan efisien. Seperti kalau dengan penyemprotan secara konvensional butuh waktu 4-8 jam per hektare maka dengan drone hanya membutuhkan  15-20 menit saja," katanya.
 
Pengalaman seperti ini, lanjut Laksmi, dibagikan  kepada peserta Konferensi Internasional Pemuda Pada Bidang Budidaya Pertanian  (International Conference for Youth in Agriculture/ ICYA) 2024 dalam sesi pelatihan (workshop)  yang difokuskan pada bidang bioteknologi dan kepemimpinan untuk menggugah minat kalangan muda di Indonesia bercocok tanam.
 
Selain itu Laksmi juga mengajak peserta ICYA 2024 untuk mengunjungi akademi dan penelitian budidaya pertanian di Juwiring  (Juwiring Agriculture Research and Academy/ Bayer JUARA) di Klaten, Jawa Tengah.
 
"Pusat riset dan pengembangan pertanian ini merupakan yang pertama dan terbesar milik Bayer di Indonesia dengan luas sembilan hektare di Desa Juwiring, Klaten, Jawa Tengah.  Bayer JUARA merupakan pusat riset dan pengembangan terbesar kedua di Asia Tenggara, yang diharapkan bisa  melakukan 200 uji coba teknologi pertanian per tahun, " katanya.
 
Melalui Bayer JUARA, diharapkan bisa terjalin kolaborasi yang kuat dengan institusi akademis untuk mendorong partisipasi generasi muda dalam berinovasi. Dalam rangka itu Bayer telah berkolaborasi di bidang pertanian dengan lembaga pendidikan ternama seperti Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan Universitas Sebelas Maret, Solo.
 
"Melalui partisipasi aktif dalam acara-acara seperti ICYA yang diselenggarakan Asosiasi Internasional Akademisi Pada Bidang Budidaya Pertanian dan Pengetahuan atau International Association of Students in Agricultural and Related Sciences  (IAAS).  Kami berharap dapat membuka komunikasi dan membangun jaringan dengan pemuda-pemuda yang menjadi pemimpin masa depan dalam industri pertanian. Kehadiran mereka di garis depan inovasi dan transformasi akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai keberlanjutan dan kemajuan dalam pertanian global," kata Laksmi.
Baca juga: Jakarta Timur panen 300 kilogram cabai rawita di kolong Tol Becakayu
Baca juga: Pemkot Jakpus kelola lahan privat 4.500 meter jadi pertanian kota
Baca juga: HIPMI Jaya buka peluang kalangan muda tekuni pertanian

Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024