Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan penularan COVID-19 termasuk varian Omicron paling banyak terjadi di lingkungan perumahan.

"Ini masih di perumahan rata-rata di lingkungan masing-masing," kata Riza Patria di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa.

Baca juga: DKI percepat vaksinasi dosis ketiga melalui aplikasi JAKI

Untuk itu, pihaknya akan mengoptimalkan peran Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 hingga ke level terendah, yakni tingkat Rukun Tetangga dan Rukun Warga

"Kami akan tingkatkan kembali satgas, kami optimalkan sampai ke tingkat RT/RW," ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan data Pemprov DKI kasus aktif untuk pasien yang dirawat/diisolasi mencapai 7.316 kasus sehingga total menjadi 74.535 kasus per Senin kemarin.

Sedangkan tambahan kasus positif mencapai 12.682 kasus dan jumlah orang yang sembuh mencapai 5.328 sembuh sehingga total sembuh mencapai 905.285 sembuh.

Dari jumlah kasus positif itu, Riza menambahkan sebanyak 3.751 orang terpapar Omicron, yang 52,6 persen di antaranya adalah kasus transmisi lokal dan 47,4 persen adalah kasus impor.

"Sekarang penyebaran lokal ini menjadi perhatian, jadi kami tidak bisa lagi menyalahkan datangnya orang asing ke Jakarta dan lainnya, justru sekarang yang meningkat internal kita," ungkapnya.

Baca juga: Pemprov DKI tingkatkan kapasitas 3T menyusul penetapan PPKM level tiga

Sementara itu, saat PPKM level tiga pihaknya akan menggencarkan kegiatan 3T, yakni pemeriksaan, pelacakan dan perawatan (testing, tracing dan treatment) meski kegiatan tersebut di DKI terbilang tinggi.

Upaya tersebut dilakukan mengingat Jakarta berkaitan langsung dengan wilayah aglomerasi seperti Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Bodetabek).

"Ini bukan karena tingginya angka COVID tapi karena masih kurangnya tracing sekalipun DKI Jakarta termasuk provinsi yang tinggi tracingnya," ujar Riza.

Sementara itu, merujuk Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 9 Tahun 2022 tentang PPKM, testing ditingkatkan sesuai dengan tingkat rasio kasus positif atau positivity rate mingguan.

Adapun target jumlah testing yang harus dicapai di Jakarta per hari sesuai Inmendagri tersebut sudah ditingkatkan menjadi 11.527 per hari dari awalnya 7.638 orang berdasarkan Inmendagri Nomor 6 Tahun 2022 atau dalam sepekan mencapai 80.689 orang.

Dalam Inmendagri terbaru juga disebutkan tracing dilakukan sampai mencapai lebih dari 15 orang kontak erat per kasus konfirmasi.

Sedangkan dalam sepekan terakhir Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta per Senin kemarin selama sepekan terakhir jumlah orang dites usap berbasis PCR mencapai 354.916 orang atau sudah melampaui standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: DPRD DKI apresiasi kinerja Dinkes hadapi Omicron di Jakarta

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022