masih saja ada orang yang menyepelekan penularan COVID-19, bahkan sedang tinggi dalam dua minggu terakhir
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengaku prihatin dengan masih adanya masyarakat yang menyepelekan penularan virus corona saat kasus positif sedang melonjak.

"Melihat kondisi ini kami amat prihatin, karena masih saja ada orang yang menyepelekan penularan COVID-19, bahkan sedang tinggi dalam dua minggu terakhir," ujar Wiku dalam konferensi pers daring diikuti di Jakarta, Selasa malam.

Wiku mengimbau masyarakat agar dapat mengesampingkan ego terlebih dahulu untuk bepergian saat terdeteksi paparan COVID-19, di tengah risiko penularan guna keselamatan bersama.

Baca juga: Satgas: Tekan kasus sehingga kematian akibat COVID-19 tidak bertambah

Ia menilai selain diperlukan kesadaran yang harus tinggi dari masyarakat, pemerintah setempat, termasuk pengelola wisata sebagai penanggung jawab fasilitas publik tersebut, untuk betul-betul melakukan penapisan kesehatan.

Hal itu ditujukan agar dapat mencegah penularan yang tinggi, di tengah kondisi alamiah fasilitas publik yang cenderung terdapat penyebaran virus.

Baca juga: Satgas: BOR nasional capai 24,77 persen

Selain itu, pemerintah daerah juga harus memberikan sanksi yang memberikan efek jera kepada masyarakat yang memberikan risiko penularan penyakit dan melanggar Undang-Undang Kekarantinaan Kesehatan.

"Karena sudah dua tahun berjalan pandemi, TNI, Polri, Pemda perlu menegakkan peraturan agar kita semua bisa produktif dan aman," kata dia.

Baca juga: Satgas minta masyarakat tidak takut tes COVID-19 untuk cegah penularan

Sebelumnya beredar kabar viral di media sosial unggahan mengenai pasangan suami istri yang mengaku positif COVID-19 ditolak memasuki wilayah Bali, kemudian memilih jalan-jalan ke Malang dan Kota Batu.

Pasangan tersebut diketahui sempat berkunjung ke pusat perbelanjaan melalui foto-foto yang diunggah ke dunia maya.

Baca juga: Satgas: Lonjakan kasus COVID-19 RI saat ini lampaui gelombang pertama


 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022