Jakarta (ANTARA) - Sektor pertahanan menjadi fokus kerja sama yang dibahas oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi ketika menerima kunjungan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly di Jakarta, Kamis.

Kedua negara telah menandatangani kesepakatan kerja sama pertahanan pada Juni 2021, disusul dengan rencana aksi kemitraan strategis pada November 2021, serta mekanisme 2+2 antara Menlu dan Menhan Indonesia-Prancis.

“Mekanisme ini menjadi dasar Indonesia dan Prancis untuk mengembangkan kerja sama yang sinergis antara kebijakan luar negeri dan kebijakan pertahanan, sehingga dapat berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia,” kata Kepala Biro Dukungan Strategis Pimpinan Kemlu Achmad Rizal Purnama mengenai pertemuan tersebut, ketika menyampaikan paparan media secara daring pada Kamis.

Rizal menjelaskan, mekanisme 2+2 Indonesia-Prancis yang ditandai dengan rencana dialog pertama pada 2023 menunjukkan kematangan hubungan dan rasa saling percaya di antara kedua negara untuk membahas permasalahan politik luar negeri serta isu pertahanan dan keamanan.

Forum bersama tersebut juga menggambarkan eratnya kerja sama politik, pertahanan, dan keamanan kedua negara—khususnya di kawasan Indo-Pasifik.

“Sebagai pemain utama yang menginisiasi kerja sama dan paradigma kolaborasi di Indo-Pasifik, Indonesia memandang penting untuk menggandeng Prancis sehingga forum (2+2) ini dibentuk,” kata Rizal.

Menurut Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah, Prancis adalah salah satu negara yang memiliki banyak kepentingan strategis di kawasan Pasifik karena masih ada berbagi wilayah protektorat di Pasifik yang menjadi kepentingan Prancis.

“Sehingga merupakan kewajaran dan keniscayaan apabila Perancis memiliki ketertarikan untuk membahas lebih banyak lagi isu-isu menyangkut Indo-Pasifik,” tutur Faizasyah.

Lebih lanjut, Indonesia berharap mekanisme 2+2 dengan Prancis dapat mendorong hubungan kedua negara menjadi semakin solid dan substantif.

Selama kunjungan Menteri Parly di Jakarta, telah dilakukan penandatanganan beberapa nota kesepahaman (MoU) di sektor pertahanan antara Indonesia dan Prancis.

Penandatanganan nota kesepahaman tersebut antara lain dalam hal kerja sama fasilitas pemeliharaan, perbaikan atau maintenance, repair, overhaul (MRO) terhadap pesawat-pesawat Prancis di Indonesia, pengembangan kapal selam, pengadaan satelit, hingga produksi amunisi kaliber besar.

Ke depannya, Menlu Retno menyampaikan pentingnya kedua negara mengembangkan kerja sama jangka panjang yang memiliki nilai strategis seperti pengembangan bersama, produksi bersama alat-alat pertahanan, latihan bersama, alih teknologi dan investasi di bidang industri.

Selain itu, Indonesia berharap negosiasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) dengan Uni Eropa dapat berkembang signifikan di bawah presidensi Prancis di EU.

Indonesia juga meminta dukungan Prancis dalam menjalankan tugasnya sebagai presiden G20 tahun ini.

Menutup pertemuan, kedua menteri sepakat untuk terus melakukan komunikasi. Menhan Parly mengundang Menlu Retno untuk berkunjung ke Kementerian Pertahanan Perancis pada saat berada di Paris bulan ini.

Baca juga: Presiden Jokowi apresiasi kerja sama pertahanan Indonesia-Prancis
Baca juga: Prabowo tandatangani kerja sama pertahanan RI dan Prancis
Baca juga: Kunjungi Prancis, Prabowo perkuat kerja sama pertahanan dan alutsista

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022