New York (ANTARA News) - Sebelum ditemukan tewas di ruang lantai dasar Gedung KJRI New York, Minggu pagi, Bambang Wielianto mengaku dirinya tidak tahan tinggal di Amerika Serikat. "Ia datang ke bagian konsuler kami dan mengaku tidak tahan tinggal di Amerika, antara lain karena sulit mencari pekerjaan," kata Plt Konsul Jenderal RI-New York, Harbangan Napitupulu, di New York, Minggu. Saat datang ke konsulat hari Jumat lalu, kata Harbangan, ia memang terlihat seperti orang stres dan bingung. Pria berusia 36 tahun itu datang ke New York pada 13 Desember 2005. Ia sempat berpindah tempat hingga ke Philadelphia untuk mencari pekerjaan. "Kepada staf konsuler kami, ia mengatakan ingin segera pulang ke Indonesia, sementara tiket Japan Air Lines untuk pulang yang dimilikinya adalah 8 Juni 2006," katanya. Sementara mengurus pengajuan tanggal kepulangannya ke Indonesia, pihak KJRI memperbolehkannya menginap di Gedung KJRI, kata Harbangan. Karena dua kamar untuk tamu KJRI sudah terisi sebelumnya, maka Bambang pun disediakan tempat tidur di salah satu ruangan lantai bawah gedung tersebut. Minggu pagi, petugas jaga Gedung KJRI menemukannya dalam keadaan tewas. Telpon ibu Pihak keluarga Bambang yang beralamat di Jalan Mangga No. 20 Blok C/125 Kepa Duri, Tomang Barat, Jakarta, juga sudah mendapat pemberitahuan dari KJRI New York. Dari keterangan ibunya di Jakarta yang dihubungi KJRI, Bambang Wielianto hari Jumat lalu empat kali menelpon ibunya dan menyatakan dalam keadaan bingung. "Ibunya kemudian menyarankannya pergi ke KJRI," kata Harbangan. Sementara itu, kepolisian New York (NYPD) belum menyimpulkan mengenai penyebab kematian Bambang, meskipun diduga kuat pria tersebut melakukan bunuh diri. Bambang, pria keturutan China kelahiran 20 Maret 1970, ditemukan tewas berlumuran darah dengan luka pada urat nadi pergelangan tangan dan pisau menancap di dadanya. Di sekitarnya ada beberapa pisau, termasuk yang diambil dari dapur KJRI yang juga terletak basement. Petugas piket malam KJRI New York, yang pertama kali melihat peristiwa itu, juga sempat dimintai keterangan polisi. (*)

Copyright © ANTARA 2006