Indonesia terus mengedepankan pendekatan kemajuan ekonomi di Papua, dan tidak ada lagi pendekatan militer di Papua....
Jakarta (ANTARA News) - "Papua bagian dari NKRI, itu harus kita pertahankan," kata Menteri Koordinator Polhukkam, Djoko Suyanto, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa. Unjuk rasa di Inggris terkait eksistensi Provinsi Papua dan Papua Barat, melatari ucapan bekas panglima TNI itu.

Dalam demonstrasi di sela konferensi yang digelar International Lawyers for West Papua (ILWP) di Oxford, Inggris, beberapa waktu lalu, dihadirkan beberapa tokoh. Mereka adalah pemimpin kemerdekaan masyarakat Papua Barat, Benny Wenda, ahli Penentuan Pendapat Rakyat 1969, John Saltford, dan saksi Penentuan Pendapat Rakyat Clement Ronawery.  

Tema besar konferensi itu adalah "West Papua - The Road to Freedom", yang dilaksanakan di East School of the Examination Schools, 75-81 High Street, Oxford.

Menurut Suyanto, pemerintah Indonesia terus mengedepankan pendekatan kemajuan ekonomi di Papua, dan tidak ada lagi pendekatan militer di Papua.

"Fokus di Papua adalah perekonomian di wilayah itu, ekonomi daerah," katanya. Suyanto meminta semua warga negara Indonesia mendukung pemikiran tersebut.

Oleh karena itu, dia meminta kepala daerah setempat mengimplementasikan program itu demi kesejahteraan bersama.

Sementara itu, ribuan warga yang tergabung dalam Komite Nasional Papua Barat (KNPB) mulai berkumpul di kawasan Expo, Waena, Abepura, untuk melakukan unjuk rasa menuju kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua.

Berdasar pantauan koresponden ANTARA di Jayapura, Selasa, ribuan warga di bawah pimpinan Ketua KNPB, Mako Tabuni, itu membawa spanduk dan poster berukuran besar yang antara lain bertuliskan "Dukung ILWP" dan "Minta Referendum".

Akibat aksi massa itu, sebagian besar pertokoan di wilayah Abepura, Jayapura, tutup untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Aparat kepolisian kontan berjaga-jaga dengan atribut antihuru-hara.

Aksi tersebut membuat arus lalu lintas macet, terutama di jalan raya Abepura-Sentani yang menghubungkan Bandara Sentani. (F008)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011