Cilegon (ANTARA) - Sekjen Kemensos Harry Hikmat, didampingi Sesditjen Penanganan Fakir Miskin Kemensos, Benny Sujanto, melihat langsung penyaluran bantuan sosial berupa pangan non tunai reguler dan bantuan pangan non tunai PPKM kepada keluarga penerima manfaat di Kota Cilegon, Jumat.

Harry membuka penyaluran bansos kepada KPM dari wilayah Kecamatan Ciwandan dan Citangkil di Kantor Layanan Bank Mandiri Cilegon. Kemudian dilanjutkan pengecekan langsung ke lokasi penyaluran bansos di e- Waroeng di Lingkungan Sambiranggon, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon.

"Ini untuk memastikan lokasi penyaluran bantuan sosial, berada dekat dan bisa diakses para keluarga penerima manfaat yang selama ini terkendala penyalurannya," kata Harry Hilmat.

Pengecekan dilakukan sejalan dengan arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini, semua pejabat di lingkungan Kementerian Sosial melakukan percepatan pencairan bantuan sosial di sejumlah daerah. Untuk itu Harry Hikmat melakukan kunjungan kerja di Kota Cilegon Banten, untuk menindaklanjuti arahan Mensos.

Baca juga: Petugas BRI: Rintangan tak surutkan niat salurkan bansos di Merauke

Baca juga: Pendamping sosial diminta proaktif percepat salur bansos


Ada dua lokasi yang menjadi titik kunjungan Sekjen Kemensos yakni kantor Bank Mandiri Kota Cilegon di Jl. Letjen Suprapto dan e-Warong Cibeber Makmur, di Kelurahan Karangasem, Kecamatan Cibeber.

Di lokasi pertama untuk mencairkan bantuan sebanyak 939 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan di lokasi kedua sebanyak 404 KPM.

"Penyaluran bansos tersebut diatur sedemikian rupa agar kedatangan KPM mematuhi protokol kesehatan pencegahan penularan COVID- 19" katanya.

Menurutnya, pencairan bansos yang dilakukan hari ini adalah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/Kartu Sembako Reguler, BPNT/Kartu Sembako PPKM dan Program Keluarga Harapan (PKH). Di Kota Cilegon, cukup banyak KPM yang belum melakukan transaksi.

Dari pengalaman di beberapa daerah, kata dia, kebanyakan kurangnya akselerasi salur bansos terkait dengan bagaimana menjangkau kelompok rentan, yakni lanjut usia dan penyandang disabilitas.

"Karena kondisi yang mereka alami, tidak mudah menghadirkan mereka ke kantor bank," katanya.

Untuk mengakselerasi pencairan bantuan, Sekjen Kemensos meminta kepada berbagai pihak untuk meningkatkan koordinasi. Kepada bank penyalur, pihaknya juga meminta agar berinisiatif jemput bola.

"Saya minta bank bergerak dari rumah ke rumah mendatangi KPM,” katanya.

Untuk keperluan itu, ia meminta dukungan semua pihak termasuk Pemda menggunakan berbagai fasilitas yang memungkinkan penyaluran bansos mendekati lokasi tinggal KPM. Seperti kantor camat, kantor desa/lurah, atau fasilitas lain yang memungkinkan.

Berdasarkan data dari petugas Koordinator Daerah Bansos Kota Cilegon pada Dinas Sosial Kota Cilegon, pada program bansos PPKM sedikitnya ada 15.000 KK yang menjadi KPM. Namun, saat ini baru tersalurkan sekitar 12.000 KPM.

"Di Cilegon ada sekitar 15.000 tapi baru sekitar 12.000 yang tersalurkan. Kendalanya itu karena jarak, sakit, lansia, sekarang banyak yang berubah status sosialnya ada yang mampu, ada yang meninggal, dan pindah domisili," ujar Irma, Korda Bansos pada Dinas Sosial Kota Cilegon.

Pihaknya sedang memperbarui data yang dimutakhirkan dan untuk kendala jarak akan dikerjasamakan bersama e-Waroeng di pelosok-pelosok agar mudah dijangkau, bahkan kalau yang sakit itu dilakukan kunjungan untuk penyaluran langsung ke rumah.

Baca juga: 33,8 juta data bansos diperbaiki dan padan dengan dukcapil

Baca juga: Mensos: Rp2,7 triliun dana bansos tertahan di bank Himbara

Pewarta: Mulyana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022