Jakarta (ANTARA News) - Kongres IV Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN), organisasi sayap Partai Amanat Nasional, yang digelar di Yogyakarta pada 28-30 Juli lalu masih menyisakan persoalan.

Ketua DPW BM PAN Jawa Barat Syaiful Ramadhan di Jakarta, Selasa, menyatakan 16 DPW dan 286 DPD BM PAN tidak mengakui hasil kongres termasuk penetapan Yandri Susanto sebagai ketua umum terpilih.

Alasannya, kata Syaiful, telah terjadi pemaksaan proses pelaksanaan kongres oleh panitia pelaksana dan panitia pengarah yang tidak netral.

Ia mengatakan tidak ada pembahasan komisi AD/ART, program kerja, juga tata tertib pemilihan.

Tuntutan peserta kongres untuk membahas rancangan materi-materi kongres juga tidak diindahkan, katanya.

"Mereka memaksakan kehendak, semena-mena mengetuk palu dan memutuskan sepihak draf-draf kongres," katanya.

Menurut Syaiful, 16 DPW dan 286 DPD BM PAN juga bersepakat untuk melanjutkan kongres di Bandung pada pertengahan bulan ini atau setelah Hari Raya Idul Fitri.

Kongres lanjutan, kata Syaiful, sesuai arahan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa tidak akan membatasi calon ketua umum namun membuka kesempatan yang luas bagi mereka untuk berkompetisi secara sehat.

Salah satu kandidat ketua umum yang terganjal dalam kongres di Yogyakarta adalah Muhammad Rodli Kaelani, mantan Ketua Umum PB PMII.

Ketua DPW BM PAN DKI Jakarta Boy M Ade Nurdin menambahkan peserta kongres di Yogyakarta yang "walkout" bukan karena mereka akan memilih Rodli.

"Tetapi setelah melihat apa yang terjadi dan kualitas serta keikhlasan yang dimilikinya, maka kami yakin tidak salah jika kami memilih Rodli menjadi Ketua Umum BM PAN," katanya.(*)

(T.S024/B009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011