New York City (ANTARA) - Pejabat-pejabat kesehatan masyarakat di Amerika Serikat merasa frustrasi dengan infrastruktur data kesehatan yang kacau dan dianggap sepele dalam perjuangan melawan COVID-19, demikian dilansir CNN.

Para pejabat menyebut minimnya informasi yang akurat dan berdasarkan waktu nyata sebagai "salah satu kegagalan terbesar dalam respons AS terhadap pandemi COVID-19," kata CNN.

Seiring dengan surutnya gelombang Omicron di AS, para pejabat kesehatan masyarakat menghadapi putaran baru pengambilan keputusan tentang cara terbaik bagi negara tersebut untuk melangkah maju, tetapi mereka menemui tantangan "infrastruktur data kesehatan yang kacau dan dianggap sepele," tulis laporan media itu pada Kamis (10/2).

Masalah ini telah lama menjangkiti AS dan menghambat kemampuan untuk merespons pandemi COVID-19 dengan cepat dan tegas sejak awal, katanya.

"Infrastruktur modernisasi data pemerintah untuk kesehatan masyarakat benar-benar tidak ada. Jadi, ketika Anda berpikir tentang harus berputar cepat dengan metrik baru dan bagaimana data tersebut dikumpulkan, dilaporkan, diakumulasikan, diagregasi, dideagregasi, semua itu bisa terasa menakutkan," kata Lori Tremmel Freeman, CEO National Association of County and City Health Officials, seperti dikutip CNN.

"Ini tidak hanya sulit di masa pandemi, tetapi (memang) bahkan lebih sulit lagi selama pandemi," katanya.

Kegagalan data sistem kesehatan masyarakat AS banyak dan beragam, yang tentunya mencemari hampir setiap metrik yang mendorong keputusan.

"Minimnya informasi yang akurat dan berdasarkan waktu nyata adalah salah satu kegagalan terbesar dalam respons AS terhadap pandemi COVID-19," kata Dr. Tom Frieden, mantan direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022