Berlin (ANTARA News) - NATO berjanji untuk melanjutkan serangan udara terhadap Libya selama bulan suci Ramadan kecuali jika diktator Libya Muamar Gaddafi sepakat untuk gencatan senjata yang `diverifikasi dan dapat dipercaya`, kata juru bicara NATO Selasa.

Berbicara dengan perwakilan media berbasis di Brussels melalui saluran video dari markas militer NATO di Naples, Italia, Roland Lavoie mengatakan, "Selama ada serangan, ancaman serangan dan hasutan kekerasan terhadap warga sipil, NATO akan bertindak untuk melindungi mereka."

"Satu gencatan senjata (NATO) akan diperlukan untuk menghentikan secara total kekerasan rezim Gaddafi dan itu harus diverifikasi dan kredibel."

"Gencatan senjata sejati tidak harus jeda selama rezim Gaddafi bisa mempersenjatai kembali, memasok, menyusun kembali atau reposisi pasukannya untuk melanjutkan serangan terhadap warga sipil setelah Ramadan," tambahnya.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu telah melancarkan hampir 17.500 serangan mendadak atas Libya sejak 31 Maret untuk menegakkan mandat zona larangan terbang PBB.

Pada Senin saja - hari pertama Ramadan - NATO meluncurkan 114 serangan mendadak di Libya.

NATO telah menghadapi kecaman internasional yang kuat, terutama oleh Rusia, karena secara aktif memberikan dukungan militer kepada oposisi pemberontak yang berbasis di Benghazi.

Moskow telah berulang kali mengecam dukungan politik dan militer Barat kepada pemberontak Libya, dan mengatakan resolusi PBB tidak mengijinkan misi semacam itu, demikian dilaporkan IRNA.

(H-AK/B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011