Jakarta (ANTARA News) - Saham Bank Mandiri di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat merupakan saham yang paling banyak terjual sehingga menekan indeks harga saham gabungan (IHSG) merosot tajam dengan posisi di bawah angka 4.000 poin.

Saham Bank Mandiri di pasar modal Indonesia terjual sebanyak 54,71 juta unit dengan nilai Rp397,37 miliar pada kurs akhir Rp7.100 atau turun Rp600.

Analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Jumat mengatakan, aksi lepas saham oleh pelaku asing hampir terjadi disetiap sektor karena mereka panik (panic selling) akibat krisis utang AS yang mencapai 100 persen atau mencapai 14,3 triliun dolar AS.

Para pelaku pasar saat ini juga menunggu data pengangguran AS yang akan dikeluarkan pada Jumat malam nanti apabila data itu negatif diluarkan perkiraan pasar, maka aksi lepas tersebut akan berlanjut, katanya.

Menurut dia, dengan adanya kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi di AS, maka terjadi koreksi harga terhadap saham-saham blue chip.

Koreksi terhadap saham blue chip sebenarnya sangat menguntungkan, karena harga saham-saham itu dinilai sudah sangat tinggi, katanya.

Besarnya aksi lepas saham itu, lanjut dia mengakibatkan indeks Dow Jone mengalami penurunan hampir i enam persen sedang pasar regional hanya empat persen.

Koreksi harga kemungkinan masih akan terjadi pada pekan depan, karena data pengangguran AS diperkirakan berlanjut negatif, katanya.

Ia mengatakan, meski rupiah dan indeks merosot, namun masih ada peluang untuk naik kembali menjelang akhir tahun nanti.

Karena pelaku pasar asing akan kembali bermain di pasar domestik melakukan investasi kembali setelah melakukan aksi lepas saham yang cukup besar.

Menurut Rully Nova, aksi lepas saham itu secara individual sebenarnya tidak ada, aksi itu terjadi karena pasar global yang memburuk yang diikuti pasar regional.

Karena itu apabila global membaik, maka bursa saham Indonesia akan kembali dibeli, ucapnya. (Th-CS)







Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011