"Kita serukan kepada banyak pihak, tidak apriori terhadap Hamas, yang selama ini dikenal oleh Barat sebagai pihak yang menganut garis keras melakukan tindakan kekerasan terhadap Israel," kata Hassan.
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI, Nur Hassan Wirajuda, meminta kepada semua pihak untuk tidak apriori terlebih dahulu terhadap kelompok garis keras Hamas yang menang dalam pemilihan umum Palestina, yang selama ini diperkirakan akan dapat menyulitkan proses perdamaian Palestina dengan Israel. "Kita serukan kepada banyak pihak, tidak apriori terhadap Hamas, yang selama ini dikenal oleh Barat sebagai pihak yang menganut garis keras melakukan tindakan kekerasan terhadap Israel," katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, usai mendampingi Presiden Yudhoyono menerima Duta Besar Amerika Serikat (AS), Rusia, Cina, Jerman, Prancis, Inggris, dan Austria. Hassan mengatakan, biasanya tokoh atau partai akan berbeda perilakunya saat masih di luar pemerintahan dan saat berada di dalam pemerintahan. Indonesia akan menyambut baik, jika tokoh-tokoh Hamas membuka peluang proses perdamaian dalam konflik Palestina dengan Israel. Menlu memberi contoh, beberapa Perdana Menteri (PM) Israel yang sebelumnya menganut garis keras, ternyata justru melakukan proses perdamaian, termasuk Ariel Sharon yang dikenal keras, namun secara sepihak menarik pasukannya dari jalur Gaza saat menjabat PM. Padahal, keputusan Sharon tersebut dianggap kontroversial oleh masyarakatnya, demikian Hassan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006