Banda Aceh (ANTARA) - Anggota DPR RI Komisi X dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Illiza Sa'aduddin Djamal meminta Pemerintah Indonesia untuk berkomunikasi dengan Pemerintah India dalam upaya menghentikan tindakan rasisme yang dialami umat Muslim di negara itu.

Ia mengatakan PPP mendukung aksi seorang pelajar bernama Muskaan Khan yang teguh mempertahankan hak dan pendidikannya di tengah perlakuan rasisme Muslim India.

“Buat kami, Muskaan Khan adalah wajah perlawanan yang menolak tindakan rasisme terhadap dirinya dan umat Islam lainnya di tengah larangan menggunakan hijab. dan ini perlu kita dukung,” kata Illiza dalam keterangan diterima di Banda Aceh, Selasa.

Baca juga: Panja vaksin Komisi IX DPR evaluasi program vaksinasi

Ketua DPP PPP itu mengutuk keras tindakan rasisme tersebut. Oleh karena itu, dia meminta Pemerintah India untuk memberikan perhatian serius atas kejadian tersebut karena sudah menjadi perhatian dunia internasional.

Menurut dia, persoalan rasisme terhadap umat Islam di India tersebut bukan yang pertama, tetapi sudah sering terjadi.

“Tindakan diskriminasi terhadap umat Islam tidak hanya terjadi dalam dunia pendidikan tetapi juga di berbagai bidang termasuk pekerjaan dan kesehatan," ujarnya.

Baca juga: Wakil Ketua Komisi IX DPR RI desak Jakarta perbanyak isolasi terpusat

Mantan Wali Kota Banda Aceh itu menilai aksi rasisme atas nama agama sama sekali tidak masuk akal dan tidak dibenarkan.

“Umat Muslim, khususnya pelajar Muslim di India berhak mendapatkan haknya dan mempertahankan keyakinan mereka,” katanya

Seperti diketahui aksi seorang pelajar dari India Muskaan Khan yang melakukan perlawanan terhadap kebijakan sekolahnya yang melarang penggunaan hijab di sekolah menjadi perhatian masyarakat seluruh penjuru dunia.

Baca juga: Komisi IX DPR gali informasi persiapan penerapan prokes KTT G20

Persoalan itu bermula ketika sebuah kampus pra-universitas atau setara dengan sekolah menegah atas (SMA) di Distrik Udupi, Karnataka, tidak memperbolehkan siswa mengenakan jilbab di dalam kelas.

Hal tersebut yang menyebabkan terjadi protes hingga permasalahan tersebut meluas.

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022