Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan bahwa sekarang para investor sedang menjalankan "tes pasar" dan menguji daya tahan fundamental pasar modal Indonesia ketika bursa sempat bergejolak akibat krisis di Amerika Serikat (AS) serta Eropa.

Hal tersebut diungkapkan Menkeu di Jakarta, Senin, ketika menanggapi aksi pelaku pasar yang secara agresif melepas sahamnya sehingga mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tengah hari tadi melemah.

"Kalau saya sangat wajar, seandainya investor itu "test the market". Mereka mengamati kondisi umum, fundamental dan melihat policy respon masing-masing negara. Jadi kalau seandainya kemarin ada penurunan termasuk juga asing ada juga yang melepas, itu sesuatu yang normal yang istilah kami adalah mereka ingin menguji saja," ujarnya.

Ia mengatakan aksi yang dilakukan para investor tersebut merupakan hal yang normal, apalagi secara fundamental perekonomian Indonesia sedang membaik dan pemerintah mempunyai kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan penarikan Surat Berharga Negara (SBN).

"Begitu tahu fundamental kita itu baik, dan policy kita semua konsisten, itu mereka kembali tenang. Secara fundamental kita yang paling utama, coba kamu bandingkan debt to GDP dan deficit to GDP. Negara-negara yang diwaspadai tentu yang debt to GDP nya besar dan defisit besar," ujarnya.

Dirjen Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto mengatakan situasi pasar SBN melemah tipis namun masih dalam kategori stabil, meski IHSG terkoreksi tajam 4,99 persen menjadi 3.725,78.

Ia menambahkan harga Surat Utang Negara (SUN) tenor panjang turun 75-100 bps (0,75-1,0), sedangkan yang jangka pendek dibawah 50 bps dan "yield" SUN 10 tahun masih sekitar 6,9 persen.

"Sejauh ini tidak terlihat tanda-tanda `selling off` apalagi reversal karena nilai tukar masih berada pada 8.556,6 atau menguat 11 persen. Berdasarkan data, investor asing (membukukan) net seller sebesar Rp663,27 miliar. Kita terus mengamati pasar berdasarkan Crisis Management Protocol dan komunikasi dengan `primary dealers`. Sejauh ini belum dilakukan operasi pasar," ujar Rahmat.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan fenomena pelemahan bursa terjadi secara global sebagai imbas apa yang terjadi di AS dan Eropa dan hal tersebut tidak perlu dikahwatirkan secara berlebihan.

"Imbas dari apa yang terjadi di AS dan Eropa, tidak menyentuh sama sekali dari fundamental bursa saham kita, karena harus kita akui fundamental emiten kita bagus. Dan saya merasa Indonesia akan cepat pulih nanti karena bagaimanapun dana itu akan mengalir ke tempat yang berkualitas," ujarnya.

(S034/A023)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011