Sekarang bisa ditegaskan bahwa helikopter itu ditembak jatuh akibat jebakan, yang dibuat seorang komandan Taliban.
Kabul (ANTARA News/AFP/Reuters) - Satu helikopter tentara asing di Afghanistan melakukan "pendaratan keras", kata pejabat setempat, Senin, beberapa hari setelah kejatuhan helikopter, yang menewaskan 30 tentara Amerika Serikat, yang kemudian diketahui kebanyakan merupakan anggota pasukan khusus.

Tidak ada yang cedera dalam kejadian terkini pada Senin pagi di Propinsi Paktya, Afghanistan timur, yang berbatasan dengan wilayah suku tanpa hukum Pakistan, tempat gerilyawan bersembunyi itu.

Pejabat tentara menambahkan bahwa kejadian itu bukan akibat tembakan Taliban.

Peristiwa itu terjadi setelah kecelakaan pada Jumat di propinsi Wardak, baratdaya Kabul, yang menyebabkan kematian tunggal terbesar bagi pasukan asing sejak perang Afghanistan dimulai pada 2001.

Pejabat Afghanistan menyatakan roket Taliban menjatuhkan helikopter itu di Wardak, meskipun Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan Persekutuan Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyatakan masih menyelidikinya.

Pernyataan pada Senin dari ISAF mengatakan, "Sebuah helikopter Pasukan Bantuan Keamanan Asing mendarat keras di Propinsi Paktiya hari ini."

"Penyebab pesawat itu mendarat keras sedang diselidiki, namun laporan awal menunjukkan tidak ada gerakan musuh di daerah tersebut pada saat kejadian itu," katanya.

Helikopter nahas dengan korban 30 tentara Amerika Serikat di Wardak itu ditembak jatuh setelah Taliban memasang perangkap untuk memikat pasukan Amerika Serikat ke daerah itu, kata pejabat pemerintah Afghanistan pada Senin.

"Sekarang bisa ditegaskan bahwa helikopter itu ditembak jatuh akibat jebakan, yang dibuat seorang komandan Taliban," kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat tak disebut jatidirinya.

Pejabat itu menyatakan komandan pasukan Amerika Serikat terpikat pada tempat kejadian tersebut, dengan mengatakan menemukan tempat pertemuan Taliban di sana.

Pejabat itu menyatakan Presiden Hamid Karzai, yang didukung pemerintah Amerika Serikat, berpikir bahwa itu adalah serangan balasan atas pembunuhan Osama bin Ladin.

Taliban tidak membuat pernyataan seperti itu ketika mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Dengan mengutip data intelijen, yang dikumpulkan dari daerah itu, mereka menuding Qari Tahir, komandan Taliban, mendalangi serangan tersebut.

Ia menuduh empat warga negara Pakistan membantu Tahir melakukan serangan itu.

Ia menyatakan intelijen juga menunjukkan bahwa helikopter Chinook itu dipaksa turun oleh beberapa tembakan, termasuk senjata modern, tanpa merinci.

Helikopter itu diserang dari kedua sisi lembah, satu-satunya jalur penghubung kabupaten Syad Abad di propinsi Wardak, yang dikuasai Taliban, tempat serangan juga terjadi pada Jumat malam, kata pejabat tersebut.

"Taliban tahu jalur terbang helikopter," tambahnya.

"Itu satu-satunya jalan, sehingga mereka mengambil tempat di kedua sisi lembah pegunungan dan pada saat helikopter mendekat, mereka menyerang dengan roket dan senjata modern lain. Pesawat itu jatuh akibat banyak tembakan," katanya.

Afghanistan dalam cengkeraman perlawanan mematikan, yang dilancarkan pada ahir 2001 oleh sisa Taliban, yang digulingkan dalam serbuan pimpinan Amerika Serikat setelah serangan 11 September.

Puluhan ribu tentara Barat, sebagian besar dari Amerika Serikat, dikerahkan ke Afghanistan untuk menumpas perlawanan.

Amerika Serikat sudah mulai mengurangi pasukannya dalam alur bagi pasukan keamanan Afghanistan mengambil alih semua tanggung jawab keamanan dari pasukan asing pada 2014. (B002)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011