Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ali Yafie mengatakan sudah saatnya bangsa Indonesia untuk melakukan revitalisasi semangat proklamasi kemerdekaan dan akhlak kepemimpinan.

Menurut dia di Jakarta, Senin, revitalisasi tersebut sangat diperlukan mengingat setelah 66 tahun Indonesia merdeka, kondisi Indonesia masih jauh dari cita-cita proklamasi. Cita-cita yang bermuara pada terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, belum dapat diwujudkan.

Ali Yafie mempertanyakan peran pemerintah Indonesia untuk mewujudkan cita-cita itu. Sejauh mana pemerintah sudah melindungi segenap bangsa dan seluruh wilayah tumpah darah Indonesia.

"Terbuka kah telinga pemerintah mendengar jeritan rakyat yang sedang tenggelam dalam lumpur bencana alam dan bencana moral?" kata ulama sepuh ini, saat memberikan pengantar dalam sarasehan yang dihadiri 45 tokoh masyarakat dari berbagai unsur.

"Terbuka kah hati nurani pemerintah untuk ikut serta menghayati penderitaan rakyat? Bukankah kini masanya melakukan revitalisasi semangat proklamasi kemerdekaan dan akhlak kepemimpinan?" lanjut Ali.

Untuk itu, ujarnya, sudah saatnya semangat proklamasi itu direvitalisasi, demikian pula perbaikan akhlak kepemimpinan. Langkah yang ditempuh adalah dengan memperbaiki kepemimpinan, rakyat juga harus berubah.

Rakyat jangan hanya berpangku tangan, mudah menyerah, dan membiarkan nasib masa depannya diombang-ambingkan oleh keadaan, katanya.

Sementara, para pemimpin harus memberikan contoh yang baik bagi rakyat. Watak dan perangai rakyat itu dipengaruhi watak pemimpinnya.

"Marilah...Kita kobarkan kembali semangat juang untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan," kata Ali Yafie.

Cita-cita itu adalah menjadi bangsa yang sungguh-sungguh merdeka dan bersatu, berdaulat, dan mewujudkan rakyat yang sungguh-sungguh hidup beradap.

Sementara itu, puluhan tokoh dari berbagai unsur berkumpul dalam acara sarasehan, Senin malam, untuk bertukar pikiran tentang kondisi bangsa saat ini dan solusi apa yang dapat diterapkan.

Tokoh-tokoh yang hadir tersebut diantaranya adalah KH. Ali Yafie, Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto, Djaffar Assegaf, Hariman Siregar, Romo Benny Susetyo, Adnan Buyung Nasution, dan Sukardi Rinakit.(*)
(T.H017/R018)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011