Permintaan pembiayaan korporasi terindikasi masih tinggi pada Januari 2022, meski melambat dibandingkan bulan sebelumnya
Jakarta (ANTARA) - Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan Bank Indonesia periode Januari 2022 menunjukkan bahwa kebutuhan pembiayaan korporasi terindikasi masih tinggi.

"Permintaan pembiayaan korporasi terindikasi masih tinggi pada Januari 2022, meski melambat dibandingkan bulan sebelumnya," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Tingginya indikasi pembiayaan korporasi tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 13,1 persen lebih rendah dari SBT Desember 2021 sebesar 17,4 persen.

Perlambatan permintaan terutama untuk pembiayaan yang bersumber dari dana sendiri dan pembiayaan dari pinjaman atau kredit baru perbankan dalam negeri. Sementara itu, permintaan yang bersumber dari pinjaman/utang dari perusahaan induk terindikasi meningkat.

Kebutuhan pembiayaan baru oleh rumah tangga terpantau masih terbatas pada Januari 2022. Mayoritas rumah tangga memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan dengan jenis pembiayaan yang diajukan mayoritas berupa kredit multi guna.

Kredit multi guna diajukan oleh responden rumah tangga dengan pangsa sebesar 45,1 persen dari total pengajuan pembiayaan baru yang diikuti oleh kredit kendaraan bermotor (KKB) sebesar 17,5 persen, meskipun keduanya menurun dibandingkan bulan sebelumnya.

Dari sisi penawaran pembiayaan perbankan, pada Januari 2022 penyaluran kredit baru terindikasi lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

Berdasarkan jenis penggunaannya, penyaluran kredit baru pada Januari 2022 terindikasi menurun pada jenis kredit investasi (KI) dan kredit kepemilikan rumah (KPR) dan melambat untuk jenis pembiayaan kredit modal kerja (KMK) dan kredit konsumsi selain KPR.

Sementara itu, untuk keseluruhan periode triwulan I 2022, penyaluran kredit baru diprakirakan tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Baca juga: BI: Normalisasi kebijakan terkalibrasi perlu dilakukan seluruh negara
Baca juga: Survei BI: Harga properti residensial meningkat pada kuartal IV 2021
Baca juga: BI: Pemahaman terkait data dorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022