Seolah-olah masalah utang zona euro, defisit AS dan penurunan peringkat serta perlambatan pertumbuhan tidak cukup untuk menciptakan gunung kecemasan, gambar London terbakar dan Suriah dalam perang sipil mengingatkan kembali kita seberapa dekat kita d
London (ANTARA News/AFP) - Saham Eropa dan Amerika Serikat mengakhiri hari-hari penurunan tajam pada Selasa waktu setempat, bergerak lebih tinggi karena prospek kebijakan moneter segar dari Federal Reserve AS.

Dengan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) sedang berlangsung, Dow Jones Industrial Average naik 1,62 persen menjadi 10.985,09, meskipun beberapa ekonom meragukan bahwa bank sentral siap untuk meluncurkan pembelian obligasi putaran ketiga yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (QE).

Indeks S&P 500 yang lebih luas naik 2,59 persen menjadi 1.148,47, dan indeks komposit saham teknologi berat Nasdaq naik 3,03 persen menjadi 2.429,13.

"Beberapa pelaku pasar berspekulasi bahwa dengan kejatuhan yang terlihat dalam beberapa hari terakhir Fed mungkin akan diminta untuk mendorong langkah-langkah lebih lanjut dalam merangsang perekonomian. Optimisme ini juga bisa menjadi salah tempat karena tingkat inflasi tinggi di AS, sekitar 3,6 persen," kata analis CMC Markets, Michael Hewson.

Saham Eropa jatuh sejauh enam persen, sebelum memantul kembali dan menjadi stabil. Pada penutupan, indeks FTSE-100 di London naik 1,89 persen menjadi 5.164,92 poin, dan di Paris indeks CAC-40 naik 1,63 persen menjadi 3.176,19 poin. Di Frankfurt, indeks DAX 30 berakhir hampir datar dengan penurunan sebesar 0,10 persen menjadi 5.917,08 poin.

"Pada saat ketegangan ekstrim, itu umum memperlihatkan seperti gerakan mundur-maju," Renaud Murail dari Barclays Bourse di Paris mengatakan.

Hari kacau di Eropa datang setelah Asia menderita kerugian besar dan sehari setelah pasar saham global anjlok karena meningkatnya pertumbuhan dan ketegangan utang.

Lonjakan inflasi China yang diumumkan di pagi hari menambah ketakutan perlambatan ekonomi baru yang tajam dan mengalahkan upaya berkelanjutan oleh Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menurunkan biaya pinjaman yang tidak berkelanjutan untuk Spanyol dan Italia.

Harga emas mencapai tertinggi baru dalam sejarah, dolar jatuh terhadap euro dan yen, imbal hasil obligasi zona euro berkurang dan minyak berjangka merosot.

Pedagang juga bereaksi terhadap data produksi Inggris yang lemah dan kerusuhan di London, yang beberapa analis menyalahkan pada upaya penghematan pemerintah.

"Seolah-olah masalah utang zona euro, defisit AS dan penurunan peringkat serta perlambatan pertumbuhan tidak cukup untuk menciptakan gunung kecemasan, gambar London terbakar dan Suriah dalam perang sipil mengingatkan kembali kita seberapa dekat kita dengan gangguan sosial yang berat," kata David Hufton, seorang analis di broker PVM Oil Associates.

Di tempat lain di Eropa, Madrid tergelincir 0,36 persen ke level terendah sejak April 2009, Milan naik 0,52 persen, Athena menurun 0,19 persen dan Lisbon turun sebesar 0,99 persen.

Amsterdam naik 1,30 persen, Brussel naik 2,80 persen dan Swiss naik 0,60 persen.

Dalam perdagangan valuta asing, euro lebih tinggi pada 1,4242 dolar sementara mata uang AS merosot ke 77,16 yen dari 77,68 yen pada Senin.

Emas, dipandang sebagai investasi yang aman pada saat ekonomi bermasalah, mencapai rekor tertinggi baru di atas 1.780 dolar AS per troy ons sebelum berakhir di 1.736 dolar.

Kegelisahan pasar berlanjut meskipun pada Senin, G20, kelompok ekonomi terkemuka dunia berjanji untuk meningkatkan perekonomian global.

"Ada kemungkinan bahwa pasar mulai perlahan berbagi pandangan yang sama untuk kita bahwa sistem keuangan Dunia Barat yang dibangun selama dua hingga tiga dekade terakhir mungkin benar-benar tidak berkelanjutan," kata analis Deutsche Bank dalam sebuah catatan.

Francois Duhen, analis bank CM-CIC berkata: "Itu terserah pemimpin politik untuk memberikan jawaban yang memadai untuk menenangkan pasar. Untuk saat ini tidak cukup."

China, ekonomi kedua terbesar dunia, Selasa mengatakan bahwa tingkat inflasinya naik pada Juli menjadi 6,5 persen, level tertinggi sejak Juni 2008 ketika mencapai 7,1 persen.

Beberapa analis khawatir Beijing mungkin akan pergi terlalu jauh dalam kebijakan pengetatan moneter dan memicu penurunan tajam di China - yang bisa memberikan konsekuensi mengerikan di seluruh dunia - karena berusaha untuk menjaga kenaikan harga dalam kendali.

Di Asia pada Selasa, pasar saham Tokyo ditutup turun 1,68 persen, Hong Kong menukik 5,66 persen, Seoul jatuh 3,63 persen namun Sydney naik 1,22 persen.

"Pasar saham mengkhawatirkan resesi ganda (double-dip)," kata Louise Cooper, analis di BGC Partners di London.

Tekanan pada obligasi 10-tahun pemerintah Spanyol dan Italia terus melemah pada Selasa, juga setelah Bank Sentral Eropa campur tangan di pasar sebagai bagian dari upaya untuk menjinakkan krisis utang zona euro.

Imbal hasil atau tingkat pengembalian yang diterima oleh investor pada obligasi acuan 10-tahun Spanyol turun menjadi 5,063 persen dari dari 5,138 persen pada Senin, setelah sempat turun di bawah lima persen.

Sore hari, obligasi 10-tahun Italia diperdagangkan dengan yield 5,202 persen setelah berakhir di 5,277 persen pada Senin.

(A026)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011