Sudah positif ini harus terus bisa dikejar
Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengatakan setiap satuan pendidikan perlu melakukan pelacakan kasus aktif dan disiplin protokol kesehatan secara bersamaan di sekolah untuk menghadapi pandemi.
 

“Kalau kita baca surat keputusan bersama para menteri tentang Pertemuan Tatap Muka (PTM) ini, kata kunci agar sekolah bisa aman atau tidak adalah bagaimana active case finding itu bisa dijalankan setiap hari,” kata Kepala Sub Bidang Dukungan Kesehatan Satgas COVID-19 Brigjen TNI Purn Alexander K. Ginting dalam zoominar Strategi Menghadapi Gelombang Ketiga Pandemi yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
 

Meskipun setiap sekolah sudah mengajarkan setiap peserta didik untuk menggunakan masker dengan benar, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak satu sama lain, Alexander mengatakan hal tersebut perlu dibarengi dengan pelacakan kasus aktif di setiap sekolah.
 

Pelacakan itu perlu diikuti oleh setiap warga sekolah yang meliputi siswa, staf hingga para guru guna mempercepat penanganan apabila terjadi sebuah kontak erat. Bila memungkinkan, sekolah yang berada di perkotaan ataupun kecamatan hingga desa, tetap melakukan pelacakan kontak secara terus menerus.

Baca juga: Meningkat cepat, 676 guru dan siswa di Kota Bogor positif COVID-19

Baca juga: 348 sekolah masih ditutup imbas lonjakan kasus COVID-19

 

“Jadi bagi mereka yang bergejala, yang kontak erat, yang sudah positif ini harus terus bisa dikejar,” tegas dia.
 

Sembari melakukan pelacakan, sudah menjadi tugas sekolah untuk mengingatkan setiap warganya mengikuti vaksinasi COVID-19 dan memperhatikan tingkat positivity rate di daerah tersebut. Dalam hal itu, sekolah bisa dibantu oleh posko PPKM di tingkat desa, kelurahan hingga kecamatan.
 

Sekolah juga harus memperhatikan lingkungan yang menjadi area pembelajaran di kalangan anak-anak baik dari segi jarak antar bangku, pembagian waktu pembelajaran, adanya tempat mencuci tangan serta penggunaan masker yang tak jarang masih ditemukan masker basah tetap digunakan oleh anak-anak.
 

"Jadi proses belajar ini penting karena kita tidak mau anak-anak kita menjadi orang yang tidak update, tidak menjadi terpelajar oleh karena pandemi yang sudah hampir menjelang dua tahun. Jadi pendidikan tetap berjalan walaupun pendidikan jarak jauh, jangan lupa itu mempunyai nilai sendiri," kata Alexander.
 

Hal itu juga tak bisa lepas tanpa komunikasi aktif yang dibangun secara baik antara orang tua murid dengan sekolah dalam melakukan penelusuran dan cermat memperhatikan kondisi di dalam kelas sesuai dengan kaidah-kaidah epidemiologi yang ada.
 

“Jika ada lebih dari lima orang tidak masuk sekolah karena demam, harus dilakukan penelusuran. Ini yang harus bisa dikerjakan secara terus menerus, sehingga jangan sampai terjadi misalnya kasus penularan klaster ataupun kasus di sekolah itu sendiri atau di kelas,” tegas Alexander.

Baca juga: Wali Kota Kendari: PTM dilakukan 50 persen karena kasus COVID-19 naik

Baca juga: IDI Makassar: Hentikan PTM untuk sementara

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022