Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menkeu Sri Mulyani yang diusung Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) menjadi calon presiden akan sulit bersaing dengan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri karena Sri kurang mengakar, kata mantan Wakil Sekjen PDIP Agnita Singedekane.

"Sri Mulyani tidak dikenal "akar rumput" seperti apakah dikenal tukang becak," kata Agnita di Jakarta, Jumat.

Agnita yang pada Kamis (9/8) meraih gelar doktor dengan predikat "cum laude" dalam bidang ilmu komunikasi dari Universitas Padjadjaran mengatakan sementara itu Megawati memegang atau dikenal oleh akar rumput atau masyarakat bawah.

Padahal kebanyakan jumlah pemilih adalah golongan menengah ke bawah, kata Agnita yang meraih gelar doktor dengan disertasi Komunikasi Politik Dalam Konflik Seputar Daftar Pemilih Tetap Pilpres 2009.

Sementara Sri Mulyani hanya didukung teknokrat, intelektual dan orang-orang yang menginginkannya sebagai presiden, kata Agnita yang juga orang dekat Megawati.

Agnita sendiri mengaku kagum dengan Sri Mulyani. Namun ia menilai Sri memiliki kelemahan yakni" agak sombong" sehingga bisa menjadi " batu sandungan".


PDIP sendiri

Mengenai calon presiden PDIP, Agnita belum melihat ada figur lain selain Mega.

"Lihat di PDIP ada siapa. Bisa gak mereka," katanya.

Ia belum melihat figur lain kecuali figur tersebut diangkat oleh Megawati. Tapi persoalannya, Agnita juga kurang yakin ada figur lain yang bisa diangkat.

Sementara itu dalam disertasinya Agnita mengatakan keberpihakan media massa pada saat menyajikan berita pilpres 2009 merupakan sesuaru yang sulit dihindari.

Agnita menganalisis setiap media mempunyai keberpihakan yang berbeda-beda karena tidak mungkin media tidak memihak terhadap sesuatu.

Keberpihakan media, katanya, dipengaruhi oleh visi, misi dan ideologi yang digunakan media tersebut.

Sebelumnya Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) mendaftarkan diri sebagai parpol di Kemenkum dan HAM. Partai SRI yang dipimpin Damianus Taufan tersebut mengusung mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai Capres 2014.(*)

(T.U002/A011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011