Dumai, Riau (ANTARA News) - Masyarakat yang bermukim di Kota Dumai, Riau (sekitar 200 kilometer dari Pekanbaru) sejak memasuki tahun baru 2009 sulit mendapatkan bahan bakar bensin dan solar bahkan beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang ada di kota pesisir timur Riau itu dalam keadaan tutup. Beberapa warga Dumai yang ditemui ANTARA News, Ahad, mengatakan, mereka sulit untuk mengisi bahan bakar kendaraan mereka baik sepeda motor, mobil maupun kapal nelayan karena tidak ada SPBU yang buka. "SPBU yang berada di jalan lintas Dumai-Duri juga tutup, apalagi yang berada di kota. Semuanya membuat pengumuman bensin habis atau solar habis," ujar Yanto (35) seorang warga Jalan Kelakap Tujuh, Dumai saat ditemui disebuah SPBU yang tutup. Ia mengatakan, sejak sekitar pukul 14.00 Wib siang tadi berkeliling kota Dumai mencari SPBU yang buka, namun semua SPBU yang disinggahinya tutup. Bahkan ia juga mencari di jalan lintas Dumai-Duri, SPBU di sepanjang jalan tersebut juga tutup. Padahal, lanjut dia, dilokasi tempat tinggalnya Jalan Kelakap Tujuh, Kecamatan Dumai Barat terdapat tiga SPBU yang letaknya tidaklah berjauhan karena lokasinya berada dijalan lintas Dumai-Pekanbaru yang padat dilalui berbagai jenis kendaraan seperti, mobil pribadi, truk- truk besar, travel juga bis antar kota. "Yang mengherankan dalam beberapa hari terakhir ini kenapa kok tetap sering terjadi kelangkahan BBM padahal harga BBM sudah turun," ujar Yanto. Sementara itu pantauan ANTARA News di beberapa SPBU yang ada di Dumai selain di Jalan Kelakap Tujuh juga di Bukit Datuk, Jalan Ombak dan Bagan Besar, semuanya tutup dengan alasan kehabisan stok. Salah satu pemilik SPBU di Jalan Kelakap Tujuh yang dijumpai saat dikonfirmasi bersedia menjawab pertanyaan, namun ia enggan identitasnya disebutkan. "Sebenarnya SPBU kami tidak ada putus BBM jenis bensin, cuma yang ada keterlambatan penggantar BBM dari depot kesini. Keterlambatan terjadi karena ada peraturan baru tentang Faktur Penurunan Minyak (DO) dan ditempat pemasaran minyak (Depot) ratusan mobil tangki minyak sedang mengantri menunggu giliran," katanya. Ia mengatakan, sejak dikeluarkannya peraturan baru berupa DO dari Unit Pemasaran (UPMS) II Dumai terhitung tanggal 2 Januari 2009 banyak para pemilik SPBU mengalami kesusahaan, apa lagi setiap jatah yang diberikan rata-rata hanya 18 ribu kilo liter (KL) perharinya dengan harga Rp 86.760.000 juta belum lagi pajak yang dikeluarkan dari depot dan dari Bank sekitar 0,2 persen. Sementara itu Kabag Humas Pertamina UP II Dumai Hendra Nasution saat dikonfirmasi melalui telepon selularnya perihal tutupnya beberapa SPBU karena tidak ada stok BBM, ia mengaku terkejut karena Pertamina selaku pengelola distribusi BBM selama ini tidak ada masalah. "Kalau memang ada masalah sebaiknya tanyakan saja langsung ke UPMS (Unit Pemasaran) agar lebih jelas," kata Hendra. Kepala Unit Pemasaran (UPMS) Hariyansyah saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya justru malah membantah keras terjadi kelangkaan BBM. Sepengetahuannya selama ini didalam pendistribusian ke pemilik-pemilik SPBU berjalan lancar dan tidak ada kendala. Ia mengatakan, walaupun memang ada peraturan DO baru sejak tanggal 2 Januari 2009 lalu. Dan mengenai pendistribusian BBM kepada seluruh para pemilik SPBU hanya dijatah 18 ribu KL itupun tidak betul. "Karena pendistribusian tergantung permintaan dari pemilik SPBU sendiri serta dengan adanya peraturan baru tersebut juga gunanya untuk menghindari atau mengantisipasi terjadi kelangkahan BBM jenis apapun walaupun diakui memang ada keterlambatan tapi itu sifatnya hanya sebentar saja dan sudah diatasi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009