Jenewa (ANTARA News) - Seorang remaja Irak yang meninggal bulan lalu terserang virus flu burung H5N1, demikian diumumkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis, dan itu berarti penyakit tersebut kini telah menewaskan puluhan orang di tujuh negara di dunia. WHO mengatakan, ada kebutuhan darurat untuk menetapkan tingkat keparahan wabah itu di unggas-unggas di Irak yang dilanda perang. Korban terakhir itu adalah seorang remaja perempuan yang meninggal setelah mengalami gangguan pernapasan parah di rumah sakit di kota Sulaimaniya, Irak utara, pada 17 Januari 2006. "Hasil pengujian memastikan bahwa ia terjangkit," kata WHO dalam sebuah pernyataan setelah pengujian di sebuah laboratorium Inggris. Sampel yang diambil dari paman anak itu, yang meninggal 10 hari kemudian, sedang dalam perjalanan menuju laboratorium itu bersama sampel dari wanita berusia 54 tahun yang dirawat karena penyakit pernapasan. Dua orang lagi, yang juga berada di daerah Sulaimaniya, memiliki "gejala-gejala yang mengisyaratkan infeksi H5N1", kata badan kesehatan PBB itu. Kawasan Kurdistan Irak utara yang umumnya otonom itu, yang merupakan tempat tinggal remaja perempuan tersebut, terletak berdekatan dengan daerah-daerah yang sering didatangi burung-burung migran dan tidak jauh dari perbatasan dengan Turki dimana empat anak tewas akibat flu burung. Sejumlah pejabat Irak mengatakan pekan ini, mereka saat ini merawat 12 pasien yang diduga terkena flu burung. Virus H5N1 kini telah menewaskan 86 orang dari 161 kasus yang diketahui sejak muncul kembali di Asia pada akhir 2003. Korban terkena virus itu melalui kontak dekat dengan unggas yang terjangkit. Namun, para ahli khawatir virus itu akan bermutasi dan meluas secara mudah antara manusia dan bisa menyulut sebuah pandemik yang bisa menewaskan jutaan orang. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006