Jakarta (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Sri Lanka Dewi Gustina Tobing mengatakan dirinya mendorong percepatan implementasi perundingan perjanjian dagang istimewa (Preferential Trade Agreement/PTA) antara Indonesia dan Sri Lanka.

Hal itu disampaikan Dewi ketika bertemu dengan Menteri Industri Sri Lanka Wimal Weerawansa di kantornya pada Kamis (23/2).

Menurutnya, perundingan PTA akan membuka jalan bagi peningkatan hubungan kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara.

“Akan semakin banyak produk Indonesia yang dapat masuk ke pasar Sri Lanka, baik dalam bentuk barang proses maupun barang jadi, untuk dapat memenuhi kebutuhan domestik Sri Lanka serta untuk mendukung industrinya untuk tujuan domestik maupun ekspor,” kata Dewi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Ia juga meminta dukungan Wimal untuk kelancaran rencana tersebut yang sebelumnya telah dibahas dengan Menteri Perdagangan Sri Lanka.

Menurut Dewi, Wimal menyepakati pentingnya PTA tersebut untuk mendukung industri Sri Lanka dan memberikan dukungannya untuk rencana perundingan ini.

Pemerintah Sri Lanka saat ini masih membatasi impor karena keterbatasan valuta asing yang mereka miliki.

Baca juga: Indonesia-Sri Lanka sepakat dorong perundingan PTA

Dubes RI meminta dukungan Menteri Wimal bagi kelancaran ekspor produk Indonesia ke Sri Lanka, termasuk untuk memasok sektor industri Sri Lanka.

"Saya juga sampaikan ke Menteri Wimal, saat ini kami sedang menghubungkan perusahaan pemasok aluminium dari Indonesia dengan perusahaan industri di Sri Lanka. Kedua pihak telah membahas secara teknis kebutuhan yang diperlukan dalam satu tahun ini, serta kebutuhan jangka menengah untuk tiga tahun,” katanya.

Kedua pejabat juga membahas kontrak tender yang dimenangkan oleh perusahaan Indonesia untuk pengadaan 39.000 ton kopra ke Sri Lanka dan saat ini sedang diproses untuk sistem pembayarannya.

Mereka berkomitmen untuk menindaklanjuti pembahasan naskah awal nota kesepahaman (MoU) di bidang kerja sama perindustrian yang telah diterima dari Kementerian Perindustrian Indonesia.

Menteri Wimal berharap adanya delegasi bisnis dari Indonesia ke Sri Lanka pada tahun ini.

Dia juga mengharapkan kedatangan Menteri Perindustrian RI ke Sri Lanka untuk membalas kunjungannya ke Jakarta pada 10-11 November 2021 ketika menghadiri Regional Conference on Industrial Development (RCID) ke-2 dan menghadiri pertemuan bilateral kedua menteri.

Nilai perdagangan Indonesia-Sri Lanka pada 2021 tercatat sebesar 433,2 juta dolar AS (setara Rp6,23 triliun), naik 48 persen dari angka 2020.

Baca juga: Indonesia promosikan motor listrik dan aluminium di Sri Lanka
Baca juga: RI, Sri Lanka jajaki potensi kerja sama riset lontar


Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022