Kupang (ANTARA News) - Tim SAR yang terdiri dari unsur TNI-AL dan Polairud Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat, berhasil mengevakuasi 45 mayat korban tenggelamnya kapal fery KMP Citra Mandala Bahari (CMB) yang terdampar di sejumlah lokasi di Pulau Semau yang letaknya tak jauh dari bibir Pelabuhan Tenau Kupang. Mayat-mayat tersebut, ada yang ditemukan masih mengapung di air laut dan sudah tergeletak kaku di pantai Pulau Semau. Ada pula mayat yang ditemukan oleh penduduk Pulau Semau yang pemukimannya terletak tak jauh dari bibir pantai. Jenazah korban tenggelamnya KMP CMB itu diangkut dengan kapal Ovalangga, sebuah kapal patroli Polairud Polda NTT sebanyak 15 orang, KM Mina 14 orang, KMP Ile Ape 13 orang plus satu orang yang dilaporkan masih hidup atas nama Juwita Cendana Pandie, dua orang diangkut dengan helikopter Polri serta seorang mayat lainnya dengan KRI Pandrong. Tim SAR dalam operasi pencarian korban pada hari ketiga ini, boleh dikatakan cukup berhasil karena tak ada hujan dan angin kencang yang terjadi pada Jumat. Cuaca cerah tampak berlangsung sepanjang hari sehingga cukup memudahkan Tim SAR yang menggunakan KRI Tongkol, KRI Pandrong dan KRI Warakas dalam melakukan pencarian korban sampai akhirnya berhasil mengevakuasi 45 mayat dan seorang korban lainnya yang masih hidup atas nama Juwita Cendana Pandie. Mayat-mayat yang dievakuasi pada hari ketiga ini, umumnya sudah tidak dikenali lagi karena sebagian tubuh mereka sudah hancur. Isak tangis keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya dalam musibah kapal fery itu meledak ketika evakuasi mayat tahap pertama yang diangkut dengan kapal patroli Polairud Polda NTT dibawa ke kamar mayat RSUD Prof WZ Johanes Kupang, Jumat petang. "Kaka dimana ma...," teriak seorang wanita dalam nada histeris karena jenazah yang diturunkan di kamar mayat RSUD Prof WZ Johanes Kupang praktis tidak dikenali lagi. Dalam proses evakuasi mayat ini, tim SAR agak kesulitan membungkus mayat karena keterbatasan kantong mayat yang disediakan oleh Satkorlak Provinsi NTT, meski Kepala Biro Bina Sosial Setda NTT, Drs Fransiskus Salem mengklaim bahwa persediaan kantong mayat cukup memadai. Seperti disaksikan dalam proses evakuasi hari Jumat di Pelabuhan Tenau Kupang, ada jenazah yang hanya dibungkus dengan terpal dan kain karena minimnya persediaan kantong mayat. KRI Tongkol saat ini sedang melakukan upaya pencarian ke arah Laut Sawu dan beberapa pulau kecil lainnya di sekitar Kupang yang diduga terbawa arus gelombang. Hingga memasuki hari ketiga operasi pencarian korban tenggelamnya KMP Citra Mandala Bahari, tim SAR sudah berhasil mengevakusi sekitar 126 orang penumpang yang selamat serta 55 orang lainnya meninggal dunia. Sampai sejauh ini, nasib sembilan dari 23 anak buah kapal belum diketahui. Mereka adalah nahkoda kapal, Marjianus Kotten, Johanes Awie S (kepala kamar mesin), Jaelani (mualim II), I Bagus K Putra (markonis), Murdiman (juru mudi III), Purnomo (juru minyak I), Dedi Aryanto (juru minyak III), Sakinul (kelasi II) dan Dwi Santoso (kelasi V). Nahkoda kapal, Marjianus Kotten dan kepala kamar mesin (KKM), Yohanes Awie S dilaporkan tidak mau keluar dari kapal ketika KMP Citra Mandala Bahari tenggelam di tengah kegelapan malam di Selat Pukuafu pada 31 Januari lalu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006