Kudus (ANTARA News) - Puluhan aktivis yang tergabung dalam Front Pergerakan Pemuda Indonesia (FPPI) Pimpinan Kota Kudus, mengkampanyekan diri memilih golongan putih (golput) dalam pemilihan umum (pemilu) 2009 nanti.

"Kami kekecewa terhadap pemerintah saat ini. Mengingat tak kunjung bisa menyelesaikan persoalan bangsa," ujar Koordinator lapangan (korlap) aksi Muhammad Rofiq, di Kudus, Selasa.

Pilihan golput dinilai sebuah solusi untuk memutuskan rantai kegagalan para penguasa. Setelah itu, para pemuda akan menyusun kekuatan dan jejaring sosial untuk membangun kembali sistem negara Indonesia.

Untuk menyuarakan pilihan golput atas kekecewaannya terhadap pemerintahan yang ada kelompoknya melakukan aksi demonstrasi di Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus, Selasa (27/1).

Aksi tersebut juga menampilkan salah satu peserta di seluruh bagian tubuhnya dibalut dengan cat berwarna putih sebagai simbol golput.

"Golput akan menjadi solusi. Setelah itu, para pemuda bersatu untuk membangun mekanisme pertahanan sosial," imbuhnya.


Pemilu membohongi rakyat

Rofiq menambahkan, pilihan golput merupakan dampak buruk dari hasil sistem pemilu yang diterapkan di Indonesia. "Pemilu juga dinilai sebagai produk pemerintah untuk membohongi rakyat," ungkapnya.

Buktinya, berulang kali pemilu yang dilaksanakan sejak masa reformasi tak kunjung menuai hasil positif. Bahkan, pemilu tahun 2004 dengan memilih secara langsung juga tak menuai hasil memuaskan.

"Seakan-akan rakyat hanya diperalat penguasa yang menginginkan pemilu sukses dengan partisipasi masyarakat, padahal keadaan masyarakat tak pernah berubah," ujarnya.

Arah perpolitikan sekarang dinilai sebagai politik oportunis yang mendewakan modal dan kekuasaan.

Akibatnya, persoalan bangsa tidak kunjung terselesaikan, karena pemerintah sudah terlalu jauh dengan rakyat dan lebih dekat dengan para pemilik modal.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009